Jakarta (Greeners) – Pemerintah memprediksi terjadi lonjakan pemudik mencapai 123,8 juta jiwa di tahun 2023. Hal ini tentu turut pula meningkatkan timbulan sampah selama periode mudik, yang perkiraannya mencapai 49.520 ton dalam waktu dua minggu.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus menerus mengampanyekan pengendalian sampah dalam rangkaian Lebaran 2023, termasuk melalui Mudik Minim Sampah di berbagai titik jalur moda transportasi, rest area, hingga parking bay.
Kampanye Mudik Minim Sampah menyusul terbitnya Surat Edaran Menteri LHK Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Pengendalian Sampah pada Rangkaian Hari Raya Idul Fitri 2023.
Direktur Pengurangan Sampah, Ditjen Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Berbahaya Beracun (B3) KLHK Sinta Saptarina mengatakan, KLHK telah melakukan pertemuan untuk berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk kesiapan Mudik Minim Sampah.
Ia menyebut, kampanye ini bagian perubahan perilaku yang tak bisa secara instan terjadi di masyarakat. “Tapi upaya mengubah konstruksi sosial budaya memerlukan waktu yang panjang. Untuk itu kami terus menerus mengedukasi upaya perubahan perilaku melalui 3R, yakni reduce, reuse dan recycle,” kata dia kepada Greeners, Minggu (15/4).
Kampanye Mudik Minim Sampah, akan dilakukan di tempat strategis potensi pembuangan sampah pemudik, yakni di rest area, parking bay, hingga gerbang tol. “KLHK menambah bantuan berupa penyediaan tempat sampah terpilah, pemantauan dan monitoring di lokasi seperti terminal dan rest area dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah,” imbuhnya.
Potensi Sampah Pemudik
Sinta menambahkan, dari 123,8 juta jiwa pemudik Lebaran 2023, penggunaan kendaraan pribadi masih menjadi kendaraan favorit para pemudik. KLHK pun memperkirakan potensi timbulan sampah mencapai 49.520 ton.
“Ini kita prediksi dari sampah sisa makanan dan plastik kemasan makanan dan minuman di setiap pemberhentian atau sepanjang perjalanan dalam rentang waktu dua minggu,” tuturnya.
Tahun ini, rencananya Menteri LHK beserta jajaran kembali akan melakukan kunjungan untuk memonitor sampah mudik Lebaran 2023. Menteri LHK akan melakukan monitor dan dialog dengan pemudik pada 19 April di Terminal Bus Pulogebang.
“Kita harap Mudik Minim Sampah dapat menjadi tradisi dan budaya baru yang tak terpisahkan pada setiap perayaan Lebaran. Mulai dengan upaya Ramadan Minim Sampah, Mudik Minim Sampah hingga Lebaran Minim Sampah,” kata Sinta.
Antisipasi Sampah Makanan di Posko Mudik
Koordinator Nol Sampah Wawan Some justru menyorot permasalahan sampah saat mudik kerap terjadi di posko-posko mudik yang menyediakan makan gratis. “Beberapa pengalaman tahun sebelumnya, sampah dari makan gratis ini berceceran. Harusnya menjadi tanggung jawab penyedia makanan atau minuman ini,” kata dia.
Ia juga mendorong agar pemudik berusaha mengurangi penggunaan kemasan. Caranya, dengan membawa alat makan, tas belanja, dan alat minum sendiri. Demikian juga untuk pemudik rombongan maka bisa membawa galon guna ulang berukuran besar.
“Kalau perjalanan jauh bisa beli makan di perjalanan maka beli secukupnya dan habiskan. Jangan tinggalkan sampah termasuk sampah makanan,” imbuhnya.
Salah satu pemudik, Febrina menceritakan pengalaman perjalanan mudiknya dari stasiun kereta api Gambir, Jakarta Pusat menuju stasiun Kota Malang, Jawa Timur. Perempuan berhijab ini sama sekali tak melihat sampah tercecer di dua area stasiun tersebut. “Mungkin karena waktunya puasa. Jadi sampah bisa kita kendalikan,” ujarnya.
Febrina berharap Mudik Minim Sampah dapat terus meningkatkan awareness agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin