Aliansi Sulawesi Tolak Rencana Cawapres tentang Hilirisasi Nikel

Reading time: 2 menit
Hilirisasi nikel akan merusak wilayah hutan dan pesisir di Sulawesi. Foto: Walhi Sulsel
Hilirisasi nikel akan merusak wilayah hutan dan pesisir di Sulawesi. Foto: Walhi Sulsel

Jakarta (Greeners) – Aliansi Sulawesi (koalisi Walhi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara) menolak ide calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka tentang rencana hilirisasi nikel. Mereka menilai, hal itu akan merusak wilayah hutan dan pesisir di Sulawesi.

Koordinator Aliansi Sulawesi, Muhammad Al Amin mengatakan, proyek akan akan dilanjutkan Gibran dapat merusak kehidupan masyarakat di Sulawesi.

BACA JUGA: Walhi: Angka Deforestasi Turun karena Hutan telah Dibabat Habis

“Ide Gibran 100 persen mirip dengan ide bapaknya, yakni Presiden Jokowi. Keduanya ingin mengeksploitasi nikel di Indonesia yang lebih masif di masa depan tanpa mempertimbangkan kerusakan dan dampak yang sangat buruk bagi lingkungan dan masyarakat lokal,” ungkap Al Amin melalui keterangan tertulis, Minggu (24/12).

Hilirisasi nikel akan merusak wilayah hutan dan pesisir di Sulawesi. Foto: Walhi Sulsel

Hilirisasi nikel akan merusak wilayah hutan dan pesisir di Sulawesi. Foto: Walhi Sulsel

Masifnya Hilirisasi Nikel Berdampak Buruk pada Masyarakat

Direktur Walhi Sulawesi Tengah, Sunardi menerangkan, hilirisasi nikel yang tengah masif di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara telah menimbulkan dampak negatif. Hal itu berdampak  sangat buruk bagi lingkungan dan masyarakat. Korbannya saat ini lebih besar dari manfaat yang diterima negara.

“Mulai dari deforestasi yang semakin meluas, pencemaran lingkungan mulai dari hutan, sungai hingga pesisir, pencemaran udara, hingga penggusuran lahan-lahan perkebunan produktif masyarakat. Akibatnya, masyarakat yang dulunya hidup sejahtera menjadi semakin miskin,” jelasnya.

Selain itu, kehidupan para pekerja yang bekerja di industri-industri pengolahan nikel, tidak mengalami perubahan taraf hidup yang signifikan. Bahkan, tidak sedikit pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, karena bekerja tanpa perlindungan. Kemudian, hal yang lebih parah para pekerja di industri pengolahan nikel menerima upah yang tidak sebanding dengan beban kerja mereka.

“Dari fakta-fakta tersebut, ide Gibran terkait peningkatan hilirisasi nikel adalah ide yang sangat buruk. Kami dan masyarakat terdampak hilirisasi nikel tentu saja menolak keras ide Gibran tersebut,” imbuhnya.

Perusahaan Luar Negeri Raup Keuntungan Besar dari Nikel

Direktur Walhi Sulawesi Tenggara, Andi Rahman menjelaskan, perusahaan Brazil, Jepang, Australia, memperoleh keuntungan besar, terutama perusahaan China.

“Artinya, ide Gibran yang sangat mirip dengan ide bapaknya tersebut hanya menguntungkan perusahaan China dan perusahaan-perusahaan lainnya. Sementara, kami dan masyarakat Sulawesi, khususnya yang hidup di lingkar tambang dan industri nikel hanya mendapat beban kerusakan lingkungan dan polusi. Tentu saja ini harus kami tolak,” kata Andi.

BACA JUGA: Isu Hak Atas Lingkungan Hidup Hilang saat Debat Capres

Oleh karena itu, Aliansi Sulawesi menantang Gibran untuk berdebat agar dapat menunjukan data-data dan bukti-bukti kerusakan lingkungan. Selain itu, soal pemiskinan masyarakat akibat proyek hilirisasi nikel gagasan Presiden Jokowi.

”Kami juga ingin agar Gibran menunjukan fakta-fakta keuntungan hilirisasi nikel di Indonesia, khususnya di Sulawesi dan Maluku Utara,” tantang Al Amin.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top