Walhi Minta Proyek Rel Kereta Api Kalteng Dikeluarkan Dari RPJMN

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengapresiasi kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memeriksa Direktur PT Mega Guna Ganda Semesta atas tuduhan dugaan tindak pidana korupsi atas proyek e-KTP tahun 2011-2012 di Kementerian Dalam Negeri. Walhi menganggap bahwa catatan buruk tersebut tentunya akan sangat berpengaruh buruk pada proyek-proyek selanjutnya yang akan dikerjakan oleh perusahaan tersebut.

Dalam keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Manajer Kampanye Walhi nasional, Edo Rakhman mengatakan bahwa PT Mega Guna Ganda Semesta merupakan salah satu anggota konsorsium China Railway Group Ltd yang menjadi pemenang tender mega proyek pembangunan rel kereta api di Kalimantan Tengah dengan banderol 50 triliun.

Ia mencurigai jika dalam proses awalnya saja sudah melibatkan perusahaan-perusahaan yang diduga melakukan tindak pidana korupsi, maka, lanjutnya, bisa dibayangkan besaran kerugian negara yang akan timbul dalam proses implementasinya.

“Walhi beranggapan kalau sebaiknya proyek tersebut dibatalkan saja dan dikeluarkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),” tegas edo, Jakarta, Jumat (28/11).

Selain indikasi permainan dalam proses tender, pembangunan rel kereta api yang panjangnya kira-kira 480 kilo meter itu juga hanya akan memberikan kerugian yang sangat besar, baik bagi masyarakat maupun lingkungan hidup, imbuhnya.

Menurut Edo, rel kereta bisa di indikasikan sebagai sarana pendukung untuk memperlancar distribusi batu bara dan akan membuat aktivitas penambangan batu bara semakin massif, khususnya di daratan Kalimantan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, semakin massif pengambilan batu bara maka daya dukung lingkungan semakin menurun dan tentu akan berdampak buruk pada kehidupan manusia. Penggunaan batu bara sebagai bahan pembangkit listrik juga akan terus berlanjut dan semakin banyak menyumbangkan emisi di udara yang tentu berpengaruh pada kehidupan manusia.

Edo mengharapkan pemerintah seharusnya sudah mulai mencoba untuk perlahan-lahan meninggalkan penggunaan batu bara sebagai sumber energi dan mulai membatasi konsumsinya, kemudian menghentikan pengambilan batu bara untuk kepentingan ekspor.

“Pembangunan mega proyek rel kereta api ini tentu tidak relevan dengan komitmen Indonesia dalam isu perubahan iklim global karena justru bisa memberikan tabungan bencana ekologis untuk generasi yang akan datang,” pungkasnya.

(G09)

Top