Bintang Laut Biru, Si Cantik yang Berguna sebagai Obat

Reading time: 2 menit
Bintang laut ini berkontribusi melestarikan perairan dan membuat kondisi air laut bersih. Foto: Shutterstock

Linckia laevigata merupakan salah satu spesies bintang laut (Asteroidea) penghuni perairan dangkal tropis Indo-Pasifik. Berbeda dengan spesies Asteroidea lainnya, tubuh hewan ini tampak berwarna biru, sehingga jangan heran jika spesiesnya disebut bintang laut biru.

Seperti namanya, bintang laut biru atau blue Linckia tergabung dalam famili Ophidiasteridae dan genus Linckia. Ia berkerabat dengan Linckia multifora, yang memiliki warna kemerahan.

Tidak cuma itu, L. multifora sendiri ahli ketahui bereproduksi secara aseksual. Sedangkan L. laevigata belum dapat dipastikan, meski kemungkinan besar memiliki pola seksual serupa.

Memang, penelitian terhadap bintang laut ini terbilang masih minim. Namun distribusinya ahli nilai cukup menyebar, mulai dari Samudera Hindia, Pasifik, bahkan perairan Indonesia.

Morfologi dan Ciri-Ciri Bintang Laut Biru

Spesies L. laevigata tergolong sebagai bintang laut sejati. Mereka memiliki lima buah lengan berbentuk silindris, berbintik-bintik halus, namun terlihat menumpul pada bagian ujungnya.

Di alam liar terdapat beberapa “varian” blue Linckia yang bisa kita temukan, mulai dari berwarna biru gelap, biru muda, aqua, keunguan, bahkan ada pula yang bercorak oranye.

Warna bintang laut memang dipengaruhi oleh habitatnya. Karena itu walau masuk dalam satu genera yang sama, beberapa individu mungkin memiliki warna tubuh yang berbeda.

Di Tonga, spesies L. laevigata biasanya berwarna biru gelap. Sedangkan di Bali dan Filipina, warna bintang laut tersebut cenderung lebih muda, biru murni, serta aqua atau keputihan.

Melansir berbagai sumber, bintang laut biru mampu berkembang biak sampai diameter 30 cm. Mereka hidup di substrat halus atau keras, dengan kecepatan gerak 8,1 cm per menit.

Habitat dan Distribusi Bintang Laut Biru

Bicara soal habitat, L. laevigata hidup pada wilayah multilevel dangkal bersuhu antara 22-26 Celcius. Mereka biasanya “terbaring” di celah-celah terumbu karang maupun padang lamun.

Melalui peta persebarannya, dapat kita ketahui bahwa bintang laut biru tersebut mulai dari wilayah Micronesia (Chuuk, Kosrae, Yap), Korea (Pulau Jeju), Taiwan, sampai selatan China.

Sebagian besar spesiesnya juga dijumpai di perairan Hongkong, Guam, Australia, Indo-West Pasifik, bagian timur Afrika (perairan Madagaskar dan Mauritius), bahkan area Laut Merah.

Bintang laut biru memakan sisa-sisa organisme lain, jamur dan mikroalga. Ini penting bagi kelestarian terumbu karang, karena membuat perairan di sekitarnya menjadi lebih bersih.

Bukan itu saja, L. laevigata juga dianugerahi oleh kemampuan autotomi. Ini membantunya untuk melawan berbagai predator seperti ikan buntal, spesies Charonia dan anemon laut.

Guna dan Manfaat Linckia Laevigata

Karena rupanya yang cantik, bintang laut biru sangat populer bagi para penghobi akuarium. Mereka ditangkap dan dikeringkan, lalu dijadikan penghias akuarium atau pernak-pernik.

Tindakan ini tentu sangat disayangkan, walaupun tidak tergolong sebagai hewan dilindungi, aktivitas mengambil dan mengeringkan L. laevigata berpotensi menyakiti hewan tersebut.

Apalagi jika dilakukan secara masif, bukan tidak mungkin kelestariannya menjadi terancam. Di sisi lain, spesies bintang laut biru ahli sinyalir bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan medis.

Merujuk esai dari Universitas Sam Ratulangi, dapat diketahui bahwa L. laevigata memiliki sifat antibakteri. Ekstrak kasarnya terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri E. coli.

Bintang laut mempunyai komponen bioaktif yang terdiri atas alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan ninhidrin. Senyawa ini berpotensi sebagai obat antibakteri hingga antitumor.

Taksonomi Spesies Linckia Laevigata

Penulis : Yuhan al Khairi

Top