Cabe Jawa, Salah Satu Harta Tanaman Obat Asli Indonesia

Reading time: 3 menit
Foto : beritaorganik.com
Hampir sebagian besar masyarakat kita kenal dekat dengan tanaman Cabe, salah satu bahan penting pada berbagai menu lokal favorit warga Indonesia. Namun tak banyak yang mengenal jenis Cabe Jawa. Bentuknya yang sedikit berbeda dari Cabe pada umumnya membuat jenis Cabe ini terkadang tidak dikenali sebagai tanaman Cabe.
 
Cabe Jawa (Piper retrofractum. Vahl), yang termasuk famili Piperaceae merupakan salah satu tanaman obat potensial. Tanaman ini merupakan tumbuhan asli Indonesia, yang sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu.
 
Organisasi kesehatan dunia (WHO) dan UNICEF pada tanggal 12 September 1978 menyelenggarakan konferensi internasional di Alma Ata, yang menghasilkan Deklarasi Alma Ata dan ketetapan pada tahun 2000 sebagai tahun “Kesehatan Untuk Semua” dengan cara menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care) yang terjangkau rakyat.
 
Khusus mengenai tanaman obat dikeluarkan ketetapan oleh organisasi, yaitu “Resolusi WHO 31-33” tentang pengembangan program pemanfaatan tanaman obat dalam pelayanan kesehatan. Termasuk tanaman yang dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti tanaman Cabe Jawa.
 
Cabe Jawa dibudidayakan di wilayah agroekosistem lahan kering, iklim kering. Tanaman obat ini termasuk tanaman pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Di Indonesia Cabe Jawa banyak ditemukan terutama di Jawa, Sumatera, Bali, Nusatenggara dan Kalimantan. Daerah sentra produksi utamanya adalah di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep), Lamongan dan Lampung.
 

Foto : Wikimedia commona

 
Terkait penamaannya, Cabe Jawa mempunyai banyak sebutan. Dalam bahasa Inggris Cabe Jawa dikenal dengan nama Java long pepper, sedangkan di Indonesia dikenal hampir di semua tempat dengan nama daerah yang berbeda, seperti lada panjang, cabe panjang (Sumatera), cabe jawa (Sunda), cabean, cabe alas, cabe sula, cabe jamu (Jawa), cabe jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura), cabia, cabian (Sulawesi).
 
Secara morfologi Cabe Jawa merupakan tanaman terna (tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu) memanjat dengan panjang batang 5–15 m. Merupakan daun tunggal dengan duduk daun berseling. Helaian daun memanjang, dengan panjang daun 3-10 cm, lebar daun 2,5 – 4,5 cm. Memiliki buah dengan ujung bebas membulat. Buah yang masih muda berwarna hijau, bila masak berwarna merah dan susunan buah beruntai.
 
Manfaat utama cabe ini yaitu buahnya digunakan sebagai bahan campuran ramuan jamu. Di Madura Cabe Jawa digunakan sebagai ramuan penghangat badan yang dapat dicampur dengan kopi, teh, dan susu. Cabe Jawa juga dapat digunakan sebagai obat luar, diantaranya untuk pengobatan penyakit beri-beri dan reumatik.
 
Cabe Jawa juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati tekanan darah rendah, influenza, cholera, sakit kepala, lemah sahwat, bronchitis menahun dan sesak napas.
Penggunaan buah Cabe Jawa dalam bentuk seduhan menurut Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik cukup aman karena termasuk jenis ‘simplisia’ yang tidak berbahaya. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
 
Untuk memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman obat tidak melulu diolah menjadi bahan campuran ramuan jamu, namun bisa juga dilakukan dengan mengonsumsi buahnya secara lansgung. Dalam mengobati kencing manis penggunaanya dengan cara memetik buah yang masih muda secukupnya, kemudian dicuci hingga bersih setelah itu dikunyah secara perlahan-lahan sampai benar-benar lumat kemudian ditelan bersama ampasnya.
 
 
Penulis : Sarah R. Megumi
 
Top