Burung Anis Merah, Maskot Para Penghobi Burung Kicau

Reading time: 2 menit
Anis Merah (Zoothera citrina)
Anis Merah (Zoothera citrina). Foto : Shutterstock

Ada berbagai alasan dan latar belakang yang mendasari orang memelihara burung. Ada yang dipelihara karena keindahan warna bulu dan suaranya, ada juga yang dipelihara untuk dilombakan dan mendapatkan penghargaan dari komunitas burung, ada yang dikarenakan aspek budaya, hiburan dan aspek ekonomi (Burung Indonesia, 2007).

Umumnya, masyarakat di Indonesia banyak yang gemar memelihara burung berkicau untuk dilombakan, salah satunya adalah Zoothera citrina atau yang familiar dikenal dengan nama Anis Merah. Dalam penamaan bahasa Inggris burung ini disebut Orange-headed Ground Thrushes.

Burung ini berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Daerah penyebaran burung ini diantaranya Jawa Barat, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Cina, India. Habitat asli burung Anis Merah berada di hutan dan padang belantara.

Anis Merah Zoothera citrina

Anis Merah (Zoothera citrina). Foto: Shutterstock

Anis Merah menjadi burung favorit para pecinta burung kicau karena memiliki suara yang indah dan merdu. Berdasarkan berbagai sumber, burung yang juga kerap disebut dengan nama Punglor Merah atau Punglor Bata ini sering diikutsertakan dalam lomba atau kontes suara burung. Keunggulan suaranya membuat burung Anis Merah menjadi maskot para penghobi burung berkicau.

Dikutip dari berbagai sumber, Anis merah berukuran sedang dengan rata-rata panjang tubuh sekitar 20 hingga 23 cm dengan berat tubuh antara 47–67 g. Burung Anis Merah jantan dan betina dikatakan memiliki visual yang hampir sama. Pada umumnya, Anis Merah memiliki bulu yang cerah yaitu berwarna merah sedikit orange di bagian kepala turun ke dada, dan bagian dubur. Untuk bagian punggung, sayap, dan ekor Anis Merah berwarna abu-abu dan kehitaman. Perbedaan yang paling mencolok adalah pada ukuran tubuh dan bagaimana kedua jenis burung ini bertingkah.

Untuk makannya, burung ini menyukai buah-buahan yang segar seperti pepaya, pisang, apel, dan pir. Adapun pakan tambahannya seperti jangkrik, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, dan belalang.

Tingginya permintaan burung ini dari masyarakat menjadi suatu peluang pasar, khususnya bagi pedagang dan penangkap burung untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Pedagang mendapatkan burung hasil tangkapan liar dari penangkap burung langsung. Menurut berbagai sumber, dalam membeli burung Anis Merah ini dibutuhkan kejelian dan ketelitian, karena bukan hanya rentan terhadap salah pilih tetapi juga karena harganya yang mahal.

Meskipun terlihat saling menguntungkan baik antara pembeli dan pedagang, namun burung ini dikhawatirkan mengalami penurunan populasi. Berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN), burung Anis Merah berstatus Least Concern atau dalam risiko rendah. Meskipun berstatus risiko rendah, namun populasi burung bersuara indah ini kapanpun bisa saja berubah menjadi lebih bekurang populasinya atau bahkan terancam punah.  Hal ini disebabkan oleh penangkapan liar burung ini yang terus terjadi di alam (Jurnal Biotropika, 2015).

Klasifikasi Burung Anis Merah

Penulis: Sarah R. Megumi

 

Top