“Jamur Terjelek di Dunia”, Dead Man’s Foot Mampu Pulihkan Tanah

Reading time: 2 menit
Jamur ini kerap dapat julukan jamur terjelek di dunia. Foto: Inaturalist

Dead Man’s Foot (Pisolithus tinctorius), jamur yang tercatat pertama kali dari Karachi, Pakistan. Famili Sclerodermataceae ini awal tubuh buahnya berwarna putih tapi kemudian berangsur-angsur berubah menjadi cokelat hingga hitam.

Ahli mikologi Bryce Kendrick dalam bukunya “The Fifth Kingdom” menyebut Dead Man’s Foot sebagai “jamur paling jelek di dunia”. Ini karena bentuknya yang berbeda jauh daripada jamur-jamur pada umumnya.

Pisolithus tinctorius merupakan jamur mikoriza yang mendapatkan nutrisi dari hubungan mutualistiknya dengan akar pohon seperti tumbuhan runjung dan pohon ek.

Jamur ini merupakan komponen utama campuran penghasil mikoriza sebagai stimulan perkembangan akar dalam berkebun dan holtikultura. Mereka juga bisa memulihkan tanah yang tercemar seperti area tambang terbuka.

Di balik warna jamur yang cokelat kehitaman, jamur ini biasa digunakan sebagai pewarna kain hingga wol. Jamur yang masih muda bisa kita makan. Pemilik sinonim Pisolithus arhizus ini juga bisa untuk antitumor.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum 

Spesies ini memiliki ciri khas berupa produksi spora cokelat berduri berdiameter 8,8 µm. Sporokarpnya berbentuk bulat dengan tinggi 6 hingga 12 sentimeter, steril seperti batang, berakar dalam sepanjang 5 hingga 12 sentimeter.

Awalnya tubuh buahnya berwarna putih tapi kemudian berangsur-angsur berubah menjadi cokelat hingga hitam. Gleba berwarna abu-abu berasap atau gelap. Tidak ada kapitalisasi.

Peridiumnya lunak dan sederhana pada tahap awal pertumbuhan. Bagian ini terbelah secara tidak teratur dari sisi atas tubuh. Peridioles di sekitar bagian atas membesar dan terbuka.

Spora berbentuk bulat hingga sub-bulat, berduri, berdinding tebal, berwarna cokelat, 5-10
(rata-rata 8,8) µm. Panjang duri hingga 1 µm.

Habitat dan Distribusi Penyebaran Dead Man’s Foot

Spesies ini sering ditemukan di lingkungan ekstrem seperti tempat panas dan kering, tanah masam dengan sedikit bahan organik, dan tanah kadar logam yang tinggi.

Pisolithus tinctorius tercatat pertama kali dari Karachi, Pakistan. Mereka biasa tumbuh di bagian selatan daratan Eropa hingga Amerika Serikat. Namun, mereka jarang ditemukan di wilayah Inggris dan Irlandia.

Manfaat Dead Man’s Foot

Spesies ini merupakan jenis jamur mikoriza yang mendapatkan nutrisi dari hubungan mutualistiknya dengan akar pohon seperti tumbuhan runjung, pohon ek hingga Eucalyptus.

Jamur ini juga memiliki beragam manfaat, seperti mereklamasi tanah tercemar di area tambang terbuka, pewarna kain hingga senyawa alaminya untuk antitumor. 

Taksonomi Dead Man’s Foot (Pisolithus tinctorius)

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top