Jintan Hitam, Manfaatnya Dikenal Sejak Ribuan Tahun Silam

Reading time: 2 menit
biji jintan hitam
Tanaman jintan hitam (Nigella sativa L.). Foto: wikimedia commons

Jintan hitam (Nigella sativa L.) merupakan salah satu tanaman obat semusim. Tanaman ini termasuk famili Ranunculaceae dan merupakan tanaman asli daerah Asia Barat. Jika nama ilmiahnya diartikan maka “Nigella” berarti kehitam-hitaman dan “sativa” berarti ditanam, dipelihara, atau tidak liar.

Adapun sebutan lain jintan hitam di berbagai negara antara lain Kalonji (Hindi); Habbatussauda’ (Arab); Cheveux de Venus / nigell / poivrette (Perancis); Scharzkummel / black caraway (Jerman); Nigella (Italia); Neguilla (Spanyol). Sedangkan di Jawa tanaman ini disebut jinten ireng.

Jintan hitam merupakan tanaman herbal yang berbunga secara tahunan. Tanaman ini tumbuh dengan tinggi 20-30 cm dan daunnya terbagi dua secara halus dengan segmen daun yang linear. Panjang daun tanaman ini sekitar 2,5-5,0 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang halus dan biasanya berwarna berwarna putih, kuning, merah muda, biru muda ataupun ungu muda. Bunga jintan hitam memiliki panjang 2,0-2,5 cm dengan 5-10 kelopak.

Jintan hitam telah digunakan selama ribuan tahun sebagai obat dan rempah (Salem, 2005). Tanaman ini memiliki kemampuan antivirus, antifungi, antibakteri, anti hipertensi dan antiparasit.

biji jintan hitam

Biji jintan hitam sejak lama digunakan untuk rempah maupun obat. Foto: pxhere.com

Bagian yang digunakan sebagai obat maupun bumbu adalah bijinya yang berwarna hitam. Di India biji tanaman ini digunakan sebagai stimulan untuk meningkatkan produksi susu. Pada zaman kerajaan Romawi biji jintan hitam digunakan sebagai bumbu masak dan di Perancis digunakan sebagai pengganti merica.

Biji jintan hitam berada di dalam buah. Jika telah matang buah tersebut akan terbuka dan bijinya akan terkena udara sehingga warnanya berubah menjadi hitam. Biji ini berukuran kecil, berbentuk lonjong dan bersudut dengan panjang 2-3,5 mm dan lebar 1-2 mm. Permukaan bijinya rata dengan bau sedikit aromatik, bagian dalam biji berminyak dan rasanya pahit.

Biji yang sudah matang mengandung 21% protein, 35% karbohidrat, dan 35-38% minyak dan lemak (Nickavar et al. 2003). Ekstrak jintan hitam terbukti mampu meningkatkan sistem imun non-spesifik dan spesifik (BPOM, 2013).

Dilansir pada laman alodokter.com, minyak jintan hitam maupun ekstrak jintan hitam aman dikonsumsi bila digunakan dalam jangka pendek. Saat ini belum ada cukup informasi tentang efek samping jintan hitam jika digunakan dalam dosis besar atau jangka panjang. Manfaat dan efek sampingnya pada anak-anak dan ibu hamil juga belum dapat dipastikan. Untuk itu disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumi jintan hitam sebagai obat.

Seiring berkembangnya zaman, olahan produk jintan hitam semakin bervariasi. Mulai dari bentuk cair (minyak) hingga bentuk pil sering di temukan di pasar herbal sekarang ini. Banyak resep untuk mengobati beberapa penyakit dengan menggunakan produk dari jintan hitam. Misalnya untuk menyembuhkan rematik dan nyeri punggung, maka perlu menghangatkan minyak jintan hitam kemudian dioleskan pada bagian yang nyeri.

biji jintan hitam

Penulis: Sarah R. Megumi

Top