Kacang Tunggak, Sumber Protein Pesaing Daging

Reading time: 2 menit
Foto : flickr.com

Pangsa pasar kacang-kacangan di dalam negeri masih didominasi oleh kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Sementara berbagai jenis kacang-kacangan dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Jenis kacang-kacangan yang tumbuh di Indonesia, salah satunya adalah kacang tunggak (Vigna unguiculata).

Kacang tunggak termasuk keluarga Leguminosae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Afrika Barat, telah lama dibudidayakan di Indonesia yang dikenal dengan nama kacang tolo. Tanaman ini berkerabat dengan kacang panjang sehingga ada yang memasukkannya ke dalam kelompok kacang panjang.

Kacang tunggak umumnya dibudidayakan sebagai sumber makanan bergizi di Amerika Serikat bagian selatan, Timur Tengah, Afrika, Asia, dan seluruh daerah tropis dan subtropis. FAO tahun 2012 menyatakan bijinya mengandung 24% protein kasar, 53% karbohidrat, dan 2% lemak. Bagian daun dan bunga tanaman kacang ini juga dapat dikonsumsi (USDA NRCS, 2015).

Pemanfaatannya sebagai bahan pangan di Indonesia sayangnya masih terbatas, Kacang tunggak biasanya diolah menjadi sayuran (campuran gudeg dan lodeh), untuk campuran makanan tradisional (lemper ketan dan bubur), dan untuk lauk (rempeyek).

Berdasarkan berbagai sumber, keunggulan kacang ini adalah memiliki kadar lemak yang lebih rendah sehingga dapat meminimalisasi efek negatif dari penggunaan produk pangan berlemak.

Kacang jenis ini juga memiliki kandungan vitamin B1 lebih tinggi dibandingkan kacang hijau. Asam amino yang penting dari protein kacang ini adalah kandungan asam amino lisin, asam aspartat dan glutamat.

Foto : istimewa

Tanaman kacang ini beradaptasi baik di daerah agak kering (semi arid) dengan suhu antara 20−25oC, serta dapat tumbuh di lahan marginal atau pun pada berbagai jenis tanah dengan syarat drainasenya baik.

Secara morfologi, ia memiliki batang, akar, daun, polong dan biji. Akarnya menyebar pada kedalaman tanah antara 30-60 cm. Sifat penting dari akar tanaman kacang tunggak adalah dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp., untuk mengikat nitrogen bebas (N2) dari udara, yang kemudian membentuk menjadi bintil-bintil akar (Adrian, 2014).

Batangnya terdiri dari beberapa buku, dimana tiap buku tersebut menghasilkan satu tangkai daun. Pada batang utama terdapat beberapa bunga yang biasanya muncul dari buku bagian bawah. Bunga terdapat pada batang utama ataupun pada cabang yang jumlahnya dapat mencapai 15 buku.

Bunga kacang tunggak bertangkai panjang dengan 4-6 unit bunga. Buah (polong) kacang tunggak muda berwarna hijau muda atau hijau kelam dan setelah tua polong berwarna krem, coklat, atau hitam.

Bagi orang yang tidak mengonsumsi daging, kacang tunggak merupakan sumber protein nabati yang baik. Protein sangat penting untuk menyokong kebutuhan tubuh, termasuk membentuk otot, membentuk jaringan kulit, rambut, dan kuku, juga mengganti jaringan tubuh yang rusak.

Kandungan lemaknya yang tidak tinggi, membuat kacang ini dimanfaatkan sebagai menu diet rendah lemak. Dalam 100 gram kacang tunggak yang sudah direbus hanya mengandung 1,1 gram lemak lho!

Penulis : Sarah R. Megumi

Top