Katak Pohon Bergaris, Amfibi yang Hidup di Balik Semak Belukar

Reading time: 2 menit
Katak ini aktif di malam hari dan mengeluarkan suara cukup keras. Foto: Shutterstock

Dari sekian banyak jenis katak pohon, kelompok katak pohon bergaris mungkin adalah salah satu spesies yang paling sering kita temukan. Seperti namanya, hewan ini memiliki pola garis di beberapa bagian tubuhnya. Mereka juga bisa dikenali dari tubuhnya yang kecil dan pipih.

Katak pohon bergaris mempunyai nama ilmiah Polypedates leucomystax. Spesiesnya dikenal juga sebagai four-lined tree frog, atau banana frog yang merujuk pada lingkungan hidupnya.

Spesies hewan ini tergabung dalam famili Rhacophoridae. Mereka cukup mudah dijumpai di sekitar pemukiman, bahkan tempat tinggalnya acap kali bercampur dengan kodok rumahan.

Salah satu keunikan dari katak pohon bergaris, ialah warna kulitnya yang bisa berubah-ubah. Hewan ini terkadang memiliki warna cokelat kekuningan, abu-abu, atau bahkan putih pucat.

Morfologi dan Ciri-Ciri Katak Pohon Bergaris

Katak P. leucomystax biasanya memiliki ukuran tubuh sedang. Panjang tubuh dari moncong ke anus berkisar 50 mm pada jantan. Sedangkan betina lebih besar, yakni mencapai 80 mm.

Kulit punggung mereka terlihat halus, tanpa lipatan, tonjolan dan bintilan. Warnanya sendiri berubah mengikuti lingkungan sekitar; agak gelap pada malam hari namun pucat saat siang.

Terdapat corak garis atau pita gelap kehitaman di antara hidung dan mata, hingga melewati sisi atas telinga dan bahu. Lalu, orak ini dibatasi oleh garis tipis berwarna kuning keemasan.

Garis kuning keemasan tersebut tampak pula di bagian kaki serta jari-jari sang katak. Bagian bawah tubuhnya memiliki bintil-bintil halus, berwarna putih dengan sedikit corak keemasan.

Beberapa individu katak ini memiliki selaput renang, tetapi ada pula yang tidak. Matanya terbilang cukup besar dan menonjol, sedangkan bibirnya tipis dan terlihat melebar.

Habitat dan Distribusi Katak Pohon Bergaris

Secara alamiah, katak pohon bergaris hidup di area hutan sekunder dan sekitar pemukiman masyarakat. Mereka aktif pada malam hari, sembari mengeluarkan suara yang cukup keras.

Dilihat dari distribusinya, populasi P. leucomystax tersebar mulai dari India, Burma, Tiongkok selatan, Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, Semenanjung Kra, Nikobar, sampai ke Indonesia.

Di tanah air, hewan bergenus Polypedates ini dapat kita temukan di sekitar Mentawai, Jawa, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, hingga ke Pulau Timor.

Spesies P. leucomystax juga punya beberapa julukan. Masyarakat Sunda mengenalnya sebagai gedindang atau cekay, sedang orang-orang Jawa menyebutnya sebagai bencok atau perkak.

Menurut IUCN Red List, status konservasi P. leucomystax berada pada level berisiko rendah. Tren populasinya juga cenderung stabil, sehingga tidak ahli golongkan sebagai satwa langka.

Pola Hidup dan Kebiasaan Katak Pohon Bergaris

Katak pohon bergaris memangsa berbagai jenis serangga di sekitar kolam atau pohon-pohon kecil. Mereka hidup secara individual, tetapi berkumpul dalam kelompok saat musim kawin.

Para pejantan biasanya terlihat bergerombol di dekat kolam, parit dan genangan air lainnya. Lalu mereka akan memanjat semak rendah di sekitarnya, sambil mengeluarkan suara keras.

Suara sahut-menyahut itu sengaja didengungkan untuk memikat katak betina. Jika bertemu, pasangan katak akan bergerak mencari ranting terdekat untuk menempelkan telur-telurnya.

Telur-telur itu terbungkus di dalam sarang berbusa. Sarangnya tersebut menggantung pada dedaunan, ranting pohon serta tangkai rumput, yang posisinya tidak jauh dari genangan air.

Kantung busa sendiri berguna untuk melindungi telur dari kekeringan. Jika saatnya menetas kecebong akan jatuh ke dalam air, lalu melanjutkan metamorfosisnya hingga menjadi katak.

Taksonomi Katak Polypedates Leucomystax

Penulis : Yuhan al Khairi

Top