Mengenal Ular Viper Timur, Si Cantik yang Mematikan

Reading time: 2 menit
Ular ini predator yang oportunis, mereka biasa memangsa mamalia kecil, burung, katak, kadal, hingga ular lainnya. Foto: Inaturalist

Ular viper timur atau White-lipped Island Pitviper yang memiliki nama ilmiah Trimeresurus insularis merupakan golongan ular berbisa dari Asia Tenggara.

Berasal dari famili Viperidae sehingga berkerabat dengan ular berbisa dari Asia Tenggara lainnya seperti T. albolabris, T. erythrurus, T. fasciatus, dan T. purpureomaculatus.

Bahkan, sebelum benar-benar ada penetapan sebagai spesies sendiri, ular ini pernah diklasifikasikan sebagai subspesies dari T. albolabris. Selain itu, sebelum masuk dalam genus Trimeresurus, pernah berada dalam genus Cryptelytrops.

Hingga pada akhirnya analisis DNA mitokondria ular viper timur menunjukkan bahwa ular ini merupakan spesies tersendiri yang masuk dalam genus Trimeresurus.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Ular ini memiliki tiga variasi warna yang umum kita jumpai, yakni hijau, kuning, dan biru dengan bagian tengah tubuhnya berwarna kuning atau putih. Selain itu, warna matanya juga bervariasi mulai dari abu-abu hingga merah-kuning. Meskipun memiliki warna tubuh yang bervariasi, bagian ekor ular viper timur biasanya akan berwarna merah, oranye, atau merah muda.

Panjang tubuh maksimalnya sekitar 60 cm, serta memiliki kepala yang melebar hingga terlihat memiliki leher. Selain itu, terdapat lubang pendeteksi panas (heat pit) terletak di setiap sisi kepala di tengah-tengah antara lubang hidung dan mata. Struktur ini sangat peka terhadap radiasi inframerah, yang memungkinkan ular viper timur dapat “melihat” gambar panas dari mangsa berdarah panas.

Ular viper timur adalah predator yang oportunis, mereka biasa memangsa mamalia kecil, burung, katak, kadal, hingga ular lainnya. Di samping itu, ular viper timur aktif mencari mangsa pada malam hari (nokturnal). Namun ada temuan ular ini juga mulai aktif dari sore hari dan banyak menghabiskan waktunya di atas pohon (arboreal).

Ular ini memiliki tipe gigi Solenoglypha. Gigi ini bisa sangat panjang dan dapat ular ini lipat pada rahang bagian atasnya. Ular ini juga memiliki bisa jenis hemotoksin yakni racun pelumpuh sistem sirkulasi darah.

Melansir dari berbagai sumber, gejala yang timbul dari gigitan ular famili viperidae akan timbul dalam 15 menit atau beberapa jam kemudian. Gejala lokal muncul bengkak di dekat gigitan hingga menyebar ke seluruh anggota tubuh.

Sedangkan gejala sistemik akan muncul 5 menit setelah gigitan. Kemudian gejala berat akan muncul dalam waktu 2 jam ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut, perdarahan hebat pada gusi, hidung, lendir, muntah, urin dan feses.

Distribusi dan Habitat Ular Viper Timur

Ular ini dapat kita temukan di semua pulau besar di Kepulauan Sunda Kecil (Flores, Lembata, Lombok, Pantar, Sumba, Sumbawa, Timor, dan Wetar). Habitat ular viper timur yakni hutan dataran rendah, belukar yang rapat dan terkadang berada di hutan bambu, perkebunan, daerah berumput rendah dan tinggi di sepanjang area persawahan.

Menariknya, sebagian besar ular ini yang ditemukan biasanya berwarna hijau. Sedangkan individu berwarna biru ada di Pulau Komodo dan individu berwarna kuning di Pulau Timor dan Pulau Wetar. Namun, pulau-pulau ini juga memiliki individu berwarna hijau.

Status Konservasi

Populasi ular ini di habitatnya masih kurang diperhatikan (least concern) menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) yang terakhir terdata pada tahun 2019. Di Indonesia sendiri ular ini belum masuk kategori sebagai satwa yang dilindungi karena populasinya yang belum terancam.

Meskipun begitu, menjadikan satwa ini sebagai peliharaan sangat tidak direkomendasikan. Selain karena berbahaya dari bisanya, kelestarian satwa ini di habitat aslinya juga perlu kita jaga.

Taksonomi Ular Viper Timur

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top