Keladi Tengkorak, Tanaman Hias Asli Kalimantan Bernilai Tinggi

Reading time: 3 menit
keladi tengkorak
Foto : Shutterstock

Selain Keladi Merah dan Keladi Tikus, nama Keladi Tengkorak nampaknya kini cukup populer di masyarakat. Tanaman dengan sebutan ilmiah Alocasia cuprea ini diketahui berasal dari Indonesia, serta tumbuh subur di sekitar Pulau Kalimantan.

Dalam beberapa waktu terakhir, popularitas tumbuhan Keladi memang sedang naik daun di pasar tanaman hias. Banyak orang mencari flora tersebut karena tampilannya yang unik dan juga indah.

Tak ayal, harga jual tumbuhan tersebut pun meroket ke angka yang cukup tinggi. Menurut berbagai sumber, salah satu jenis keladi tengkorak bahkan sempat dijual seharga Rp5 juta per batangnya!

Meski begitu, tak banyak yang mengetahui bahwa memelihara Alocasia cuprea tidaklah mudah. Pertumbuhan flora ini sangat lambat, bibitnya pun hanya mampu bertahan dalam waktu singkat.

Morfologi dan Ciri-Ciri Keladi Tengkorak

Keladi tengkorak sejatinya masuk dalam golongan tumbuhan herba. Daun, bunga atau akar tumbuhan ini kerap digunakan sebagai bumbu makanan, obat-obatan sampai bahan baku parfum.

Secara morfologi, flora yang dikenal sebagai Elephant Ears oleh publik internasional ini memiliki daun berukuran 30 cm. Warna daun tersebut merah kehijauan hingga tampak seperti tembaga.

Tekstur daunnya terlihat agak kaku dengan permukaan yang cukup tebal. Batang flora tersebut tersembunyi, sebab tangkai daunnya tumbuh langsung dari umbi yang terkubur di dalam tanah.

Melansir laman Balithi.litbang.pertanian.go.id, ciri-ciri tumbuhan ini dapat kita kenali dari daunnya yang berkerut. Permukaan daun tampak mengkilap dengan bagian tulang berwarna keunguan.

Pelepah keladi tengkorak disebut berwarna ungu tua. Ia memiliki daun ovate dan petiolate di bagian tepi, tulang daun reticulate, serta mampu menghasilkan spathae yang tersusun secara soliter.

Keladi Tengkorak

Foto : Shutterstock

Habitat dan Peta Persebaran Alocasia Cuprea

Pakar percaya bahwa habitat asli spesies Alocasia cuprea berada di sekitar hutan tropik, tepatnya di bawah area pepohonan yang teduh sekitar 400 – 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Meski sebagian kecilnya berada di ketinggian 1.200 mdpl lebih, nyatanya habitat yang sesuai untuk pembiakkan keladi tengkorak ialah tanah lempung berpasir dengan tingkat kelembapan sedang.

Berdasarkan peta persebarannya, tanaman ini menyebar mulai dari Berneo hingga Sabah. Walau selanjutnya ia juga ditemukan di sekitar wilayah tropik dan subtropik Asia, India, Cina sampai Papua.

Merujuk berbagai sumber, Alocasia cuprea ahli ketahui cukup toleran terhadap asupan cahaya minim. Ia hanya membutuhkan sinar matahari pagi tidak langsung untuk dapat berkembang biak.

Kendati demikian dalam pembudidayaannya, media atau tanah tempat pertumbuhan keladi ini harus benar-benar bersih. Lahan tersebut tergolong kaya nutrisi serta memiliki drainase yang baik.

Cara Merawat Tanaman Keladi Tengkorak

Seperti yang telah disebutkan, harga keladi tengkorak memang terhitung cukup mahal. Agar tidak mati saat kita pelihara, berikut cara merawat spesies elephant ears yang bisa Anda coba.

1. Pastikan Media Tanam Tetap Steril

Sterilisasi ini dilakukan untuk meminimalisir risiko infeksi bakteri terhadap tanaman keladi. Salah satu cara yang bisa kita coba adalah dengan mengukus calon media tanam menggunakan panci.

Setelah dikukus, campurkan daun bambu yang diiris halus, sekam serta sekam bakar sebagai media tanam. Pastikan perbandingan antara komponen berkisar 1:1:1 saja, ya.

2. Letakkan Keladi Tengkorak di Area Teduh

Hindari meletakkan keladi tengkorak di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Lebih baik, posisikan tumbuhan tersebut di area teras rumah atau di samping jendela yang tertutup gorden.

3. Perhatikan Musim saat Menyiram Tanaman

Ia memang menyukai media tanam yang basah atau lembap, namun menyiram elephant ears secara berlebihan justru dapat merusak serta mempercepat pembusukan tanaman tersebut, lho.

Karena itu, lebih baik sesuaikan intensitas penyiraman berdasarkan musim. Saat musim hujan tiba, usahakan mengurangi intensitas penyiraman tanaman ini menjadi dua hari sekali saja.

4. Berikan Pupuk saat Usia 5 Minggu

Kandungan zat N pada pupuk terbukti ampuh merangsang pertumbuhan klorofil keladi tengkorak. Sehingga, berikan pupuk pelet udang atau jenis pupuk lainnya saat usianya mencapai 5 minggu.

Penulis : Yuhan Al Khairi

BACA JUGA : Apakah Sutra Mode Berkelanjutan? Ayo, Jawab Pertanyaan Anda!

BACA JUGA : Persediaan Pangan Jelang Ramadan dan Idul Fitri Aman

 

Top