Kelor, Si Mungil yang Mujarab Bagi Kesehatan

Reading time: 3 menit
Kelor Moringa Oleifera, Si Mungil yang Mujarab Bagi Kesehatan
Foto : Wikimedia Commons

Mungkin kita pernah mendengar peribahasa “dunia tak selebar daun kelor”? Peribahasa tersebut mengandung makna bahwa dunia itu tidak sempit, jadi janganlah cepat berputus asa dalam menghadapi suatu keadaan atau kegagalan, karena masih banyak pilihan lain.

Dalam artikel ini kita bukan ingin membedah lebih dalam makna peribahasa “daun kelor”, melainkan kita akan membahas mengenai keunggulan tanaman dan manfaat daun kelor bagi manusia.

Tanaman kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan berbagai kawasan tropis lainnya di dunia. Tanaman yang berasal dari dataran sepanjang sub Himalaya yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan ini termasuk jenis tumbuhan perdu berumur panjang.

Kelor dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda seperti Kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Maronggih (Madura), Moltong (Flores), Keloro (Bugis), Ongge (Bima), dan Hau fo (Timur). Dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut Drumstick tree.

Ciri fisik

Tanaman kelor merupakan tanaman dengan ketinggian 7-11 meter. Tanaman ini berupa semak atau pohon dengan akar yang kuat, dan berumur panjang. Kelor mampu hidup di berbagai jenis tanah, tidak memerlukan perawatan yang intensif, tahan terhadap musim kemarau, dan mudah dikembangbiakkan (Simbolon dkk 2007).

Batang kelor berkayu, tegak, berwarna putih kotor, berkulit tipis dengan permukaan kasar dan mudah patah. Hal ini dikarenakan jenis kayunya lunak dan memiliki kualitas rendah. Bagian daun kelor tipis, bersirip tidak sempurna, berbentuk kecil dan menyerupai telur, serta hanya sebesar ujung jari. Bisa jadi peribahasa daun kelor tersebut betul-betul terinspirasi dari bentuk daun kelor yang mungil.

Kelor, Si Mungil yang Mujarab Bagi Kesehatan

Foto : Wikimedia Commons

Buahnya berbentuk panjang sekitar 20 – 60 cm, ketika masih muda berwarna hijau, namun setelah tua warnanya berubah menjadi cokelat, biji berbentuk bulat berwarna cokelat kehitaman dengan sayap biji ringan, sedangkan kulit biji mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang berwarna putih.

Kelor memiliki bunga yang berwarna putih kekuning-kuningan yang keluar sepanjang tahun dengan aroma semerbak yang khas. Selain itu, tanaman ini juga memiliki buah panjang dan berbentuk segitiga. Panjang buah sekitar 20-60 cm. Ketika masih muda, buah kelor berwana hijau dan berubah menjadi coklat ketika tua (Tilong, 2012). Untuk rasanya, kelor memiliki rasa agak pahit, bersifat netral, dan tidak beracun.

Terdapat beberapa julukan untuk pohon kelor diantaranya The Miracle Tree, Tree For Life, dan Amazing Tree. Julukan tersebut muncul karena bagian pohon kelor mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit, batang, hingga akar memiliki manfaat yang luar biasa.

Daun kelor

Daun kelor adalah bagian yang banyak mengandung manfaat. Secara umum daun kelor dapat dikonsumsi karena mengandung gizi dan protein tinggi. Manfaat dari daun kelor antara lain sebagai anti peradangan, hepatitis, memperlancar buang air kecil, dan anti alergi. Daun kelor banyak digunakan dan dipercaya sebagai obat infeksi, anti bakteri, infeksi saluran urin, luka eksternal, antihipersensitif, anti anemik, diabetes, colitis, diare, disentri, dan rematik.

Secara tradisional, daun kelor dimasak dan digunakan seperti bayam dan katuk. Selain digunakan segar sebagai pengganti bayam, daunnya bisa dikeringkan dan ditumbuk menjadi bubuk digunakan dalam sup dan saus. Di beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti tepung daun kelor, bubur, sirop, teh daun kelor, saus kelor, biskuit kelor dan lainnya. Untuk manfaat kelor yang lebih lengkap, kalian bisa baca di artikel Greeners edisi 28 Mei 2015.

tabel klasifikasi daun kelor

Penulis : Sarah R. Megumi

Top