Sulphur Tuft, Jamur Beracun yang Hidup Bergerombol

Reading time: 2 menit
Jamur ini gemar hidup di kayu yang mati. Foto: Inaturalist

Hypholoma fasciculare atau umumnya dikenal sebagai Sulphur Tuft merupakan jamur hutan berkelompok. Seperti halnya namanya, jamur beracun ini memiliki warna kuning belerang dan tumbuh saat musim gugur dan semi.

Muasal nama spesifiknya berasal dari bahasa Latin fascicularis yang berarti ‘dalam bundel’ atau ‘berkerumun’. Ini mengacu pada kebiasaannya yang tumbuh berkelompok. Namanya dalam bahasa Jepang adalah Nigakuritake berarti ‘kuritake pahit’.

Morfologi dan Ciri-Ciri Umum 

Berkatup setengah bola dengan diameter 2 hingga 6 sentimeter, jamur ini memiliki warna halus kuning belerang. Pada bagian tengah berwarna jingga-cokelat dan pinggiran keputihan.

Bagian insang yang sedianya berwarna kuning perlahan menjadi gelap berwarna hijau yang khas. Sebab, spora kehitaman berkembang pada bagian ini.

Sementara bagian cetakan sporanya berwarna ungu kecokelatan. Tangkainya memiliki panjang 3-10 sentimeter dengan lebar 4-10 milimeter, berwarna kuning muda dan orange cokelat di bagian bawah.

Sekilas, spesies ini serupa dengan Capnoides Hypholoma tapi tak memiliki insang kuning kehijauan dan rasa pahit. Spesies lain yang serupa dengan Sulphur Tuft yaitu H. sublateritium dengan tudung berwarna kemerahan.

Habitat dan Distribusi

Sulphur Tuft tumbuh subur di kayu mati dari pohon gugur dan pohon jenis konifera. Mereka kerap berada pada kayu gugur yang busuk karena kandungan ligninnya yang lebih rendah.

Jamur ini bisa muncul kapan saja, baik di musim semi hingga gugur. Mereka tersebar luas dan melimpah di Eropa bagian utara dan Amerika Utara, Iran dan Anatolia timur di Turki.

Kandungan dan Manfaat

Sulphur Tuft sudah pasti mengandung racun. Kandungan steroid depsipeptida fasciculol E dan fasciculol F menyebabkan diare, mual, muntah, proteinuria, dan kolaps. Selain itu, kelumpuhan, hingga gangguan penglihatan. Meski demikian, gejalanya bisa sembuh dalam beberapa hari.

Dalam Significant Biogenesis of Chlorinated Aromatics by Fungi in Natural Environments (1994), De Jong menyatakan, beberapa studi lapangan menunjukkan kemampuan jamur ini untuk mengendalikan kolonisasi organisme pembusuk kayu lainnya.

Sebelumnya telah dilaporkan dalam literatur bahwa jamur ini kaya akan produk alami terpenoid dan organohalogen termasuk metabolit fascicularones dan anisaldehyde.

Hypholoma fasciculare telah berhasil digunakan sebagai pengobatan eksperimental dan secara kompetitif menggantikan penyakit jamur umum tumbuhan runjung, Armillaria solidipes, dari hutan jenis konifera.

Taksonomi Sulphur Tuft (Hypholoma fasciculare) 

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top