Doodlage, Fashion dari Limbah Tekstil

Reading time: 2 menit
Doodlage
Foto: www.doodlage.in

Peribahasa sampah membawa berkah telah dibuktikan oleh sebagian orang di dunia. Apabila pengelolaan dan pengolahan sampah dilakukan secara tepat, sampah akan mendatangkan keuntungan. Seperti halnya yang dipraktikkan seorang wanita di India bernama Kriti Tula. Ia memilih mengolah limbah tekstil menjadi suatu fashion yang bernilai jual tinggi.

Ide tersebut muncul saat Kriti melihat sebuah kegiatan produksi mode berskala besar. Di sana ia menyaksikan limbah kain berkualitas baik dibuang setiap hari. Setelah selesai magang, ia bekerja di sebuah perusahaan upcyling, yakni perusahaan yang mendaur ulang produk menjadi sesuatu bernilai tinggi.

Baca juga: Loop: Pelindung Pendengaran dari Kebisingan

Ia juga menyadari bahwa industri garmen adalah penyumbang utama limbah tekstil. Kriti pun memutuskan untuk mengumpulkan limbah tekstil dari produsen kain  untuk membuat produk-produk fashion.

Tahun 2012, desainer ini meluncurkan label fashion dan gaya hidup yang menjual produk-produk upcycle. Fashion yang diberi nama Doodlage ini secara konsisten bekerja dengan produsen pakaian upcycling dan memanfaatkan bekas potongan tekstil.

Doodlage

Proses upcycling Doodlage. Foto: www.doodlage.in

Melansir Yourstory.com, walaupun pakaian buatannya merupakan fashion upcycle, ia mengaku bahwa Doodlage tetap menghasilkan limbah. Namun, limbah yang dihasilkan tidak langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah. “Limbah yang kami buat diparut untuk membuat kain baru dan digunakan untuk perabotan maupun tas rumah,” katanya.

Doodlage menempati segmen khusus pada toko niaga elektronik (e-commerce) karena membuat aksesori berbahan sisa tekstil, kertas daur ulang, dan barang-barang daur ulang. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi limbah tekstil yang menjadi salah satu pencemar lingkungan terbesar, terutama di India.

Doodlage

Contoh produk dompet dari Doodlage. Foto: www.doodlage.in

Pada 2019, Doodlage meluncurkan inisiatif baru bagi pelanggan agar dapat mengirim foto desain mereka. Desain itu kemudian diubah menjadi kreasi segar sebagai bagian dari mengurangi limbah industri mode di India.

Pelanggan diundang untuk mengirim foto dan detail fashion yang tidak lagi mereka pakai. Pengurus Doodlage kemudian akan mengirim kembali lima ide berbeda yang dapat diubah untuk menciptakan pakaian baru dan dapat dikenakan. Pelanggan kemudian dapat memilih siluet yang paling mereka sukai untuk dibuat pakaian.

Baca juga: Kacamata Terapi Cahaya untuk Mengatasi Kelelahan

Dilansir dari situs resmi Doodlage.com, mereka menawarkan beberapa produk fashion pria dan wanita. Konsumen juga dapat memilih material seperti upcycle, reycle, dan zero waste dengan berbagai macam gaya trendy. Harga yang ditawarkan mulai dari 1.800 Rupee hingga 5.800 Rupee atau berkisar Rp 370.800 sampai Rp 1.194.800,-

Kriti menuturkan konsumerisme mode cepat adalah konsep yang cukup baru di India. Doodlage terus memperbarui produk dengan menggunakan pakaian yang tak terpakai. Berkat kepedulian serta dedikasinya terhadap lingkungan, Kriti sebagai pendiri Doodlage meraih beberapa penghargaan sekaligus mendapatkan kesempatan untuk mengejar beasiswa master di London College of Fashion, University of the Arts London.

Penulis: Ridho Pambudi

Top