Kaus Berkelanjutan Tanpa Campuran Plastik

Reading time: 2 menit
Sustainable Fashion
Foto: www.rapanuiclothing.com

Industri pakaian kerap memproduksi barang dalam volume besar untuk menekan biaya. Selain limbah produksinya berdampak buruk bagi lingkungan, ratusan ribu ton pakaian yang tidak terjual berakhir di tempat pembuangan sampah.

Saat ini industri tekstil disebut sebagai pencemar terbesar kedua di dunia dan dinilai tidak akan mampu memperbaikinya. Umumnya setiap tahun industri garmen mampu memproduksi 100 miliar item. Sejak proses pembuatan hingga saat digunakan oleh pembeli, produk mode membawa dampak lingkungan.

Baca juga: Koleksi Sepatu Bloom yang Terbuat dari Alga

Sebuah industri fashion Rapanui merancang platform yang dapat memproduksi produk berkelanjutan. Teemill merupakan bisnis mode berbasis teknologi yang mengubah limbah di setiap rantai pasokan material, menerapkan teknologi untuk meminimalkan kelebihan stok, dan memaksimalkan daur ulang material.

Di pabrik Rapanui yang berada di Inggris, teknologi memungkinkan pencetakan produk kaos yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan dengan menghindari kebutuhan untuk stok pra-cetak. Pelanggan melakukan pemesanan online, menentukan warna, ukuran, dan desain. Kaus kemudian dicetak beberapa detik setelah produk dipesan dan dikirim ke pelanggan. Dengan cara ini, pakaian hanya diproduksi ketika dibutuhkan.

Rapanui

Mesin pencetak kaus yang digunakan perusahaan Rapanui. Foto: www.rapanuiclothing.com

Rapanui mengklaim seluruh produknya tidak menggunakan plastik karena menggunakan mesin rajut yang dirancang untuk memproses kapas daur ulang. Hasilnya kaus sedikit lebih berat tanpa campuran plastik. Bahan alami tersebut memungkinkan untuk didaur ulang sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.

Co-founder Rapanui Mart Drake Knight mengatakan, dalam mengatasi hal tersebut diperlukan pemikiran kreatif, misalnya, menemukan cara untuk  mengendalikan aliran limbah dan menggunakan kembali bahan  atau mendaur ulang.

Setiap produk yang dibuat oleh Rapanui dirancang agar dapat dikirim kembali saat pelanggan tidak lagi memakainya. Meskipun tinta cetakan yang digunakan sedikit lebih mahal daripada tinta normal, komposisi ini memungkinkan untuk menghilangkan tulisan menjadi lebih mudah.

Baca juga: Kaus Disney dari Limbah Botol Plastik

Dengan memindai kode QR dalam label, pelanggan dapat melakukan pemindaian label secara gratis. Label juga digunakan untuk mengirim pakaian kembali ke Rapanui. Setiap pengembalian, pelanggan akan mendapatkan kredit untuk pembelian berikutnya. Tidak ada batasan berapa kali sebuah produk fashion dapat didaur  ulang yang penting nialai bahan dan kualitas kaus tetap terjaga.

Dengan memberi penghargaan kepada orang-orang, menurut Mart hal tersebut dapat mengubah cara orang berpikir tentang pakaian daripada membuangnya. “Pelanggan kami juga merupakan pemasok, semua orang diberi penghargaan karena menjaga bahan tetap sustainable, ” ujarnya.

Penulis: Ridho Pambudi

Top