Kehidupan yang Melambat di Wuhan

Reading time: 3 menit
The Lockdown
Film dokumenter The Lockdown: One Month in Wuhan. Foto: Kanal Youtube CGTN

Judul Film: The Lockdown: One Month in Wuhan

Produser Eksekutif: Wang Yuehua, Shen Xiaomeng

Sutradara: Ge Yunfei

Tahun: 2020

Durasi: 33 menit

The Lockdown: One Month in Wuhan merupakan film yang dibuat berdasarkan kisah nyata di Provinsi Hubei, China. Dirilis pada 29 Februari 2020, dokumenter ini menceritakan kondisi kota Wuhan yang harus dikarantina (lockdown) selama satu bulan akibat pandemi virus korona.

Pada 23 Januari 2020, Kota Wuhan resmi memberlakukan penutupan akses keluar masuk wilayah. Semua transportasi umum berhenti beroperasi dan setiap warga diharuskan mengarantina diri mereka di rumah. Langkah ini merupakan upaya untuk menghentikan virus yang menyebar dengan cepat.

Pada hari pertama lockdown, sebanyak 495 orang dikonfirmasi sudah terkena virus corona. Dalam kasus ini banyak hewan liar yang disalahkan, tetapi kenyataannya virus ini juga menular dari manusia ke manusia. Pada hari kedua, China mulai membangun rumah sakit baru dengan kapasitas seribu tempat tidur.

Rumah Sakit he New Houshenshan ini dibuat khusus untuk menangani pasien yang terpapar virus corona. Namun, ternyata tetap tidak mencukupi jumlah pasien yang kian bertambah. Untuk menangani kasus ini, maka rumah sakit darurat kedua pun direncanakan dengan kapasitas 1.600 tempat tidur. Selain pembangunan fasilitas kesehatan, lebih dari 1.200 tenaga medis di seluruh China dikerahkan untuk membantu Wuhan menangani pandemi ini.

Presiden China Xi Jinping mengatakan dalam rapat komisi bahwa tugas terpenting saat ini adalah menangani pandemi ini.  Selain itu, WHO juga menyatakan bahwa kasus pandemi virus corona sudah menjadi perhatian internasional.

Dalam menangani Covid-19, dokter dan perawat harus menggunakan dua lapis pakaian pelindung. Alat pelindung diri yang digunakan seperti sarung tangan, penutup sepatu, masker, dan kacamata. Tidak hanya itu, selama enam jam bekerja para petugas medis juga tidak dapat makan, minum atau pun menggunakan toilet. Untuk mensiasati itu, rumah sakit membelikan popok dewasa untuk dikenakan para petugas medis.

Terdapat lebih dari sepuluh ribu petugas medis di China turut membantu menangani kasus pandemi corona. Jumlah tersebut terus meningkat tiga kali lipat di pekan berikutnya. Dokter dan perawat dari 16 provinsi juga direkrut untuk membantu kota-kota di sekitar Wuhan.

The Lockdown

The Lockdown: One Month in Wuhan. Foto: Kanal Youtube CGTN

Pada 2 Februari, kurang dari dua Minggu setelah pembangunan dimulai, Rumah Sakit Houshenshan mulai menerima pasien virus corona dengan gejala yang sudah parah.

Meski tingkat kematian akibat virus corona saat ini dibawah tiga persen atau kurang dari setengah kasus SARS, tetapi virus ini lebih menular. Pada 3 Februari, angka kematian nasional mencapai 361 menyusul kasus SARS. Di hari-hari berikutnya jumlah pasien baru mulai bekurang.

Selama tiga Minggu lockdown, diketahui lebih dari sepuluh ribu kasus terkonfirmasi dan pasien terbanyak berasal dari Wuhan. Namun, terkendala dengan jumlah tempat tidur yang hanya tersedia kurang dari 200 buah. Untuk menangani permasalahan ini, pemerintah China mengubah fasilitas umum seperti stadion dan convention center menjadi rumah sakit sementara dan hanya menerima pasien dengan gejala ringan.

Dalam menangani virus ini, lebih dari tiga ribu pekerja medis terinfeksi di Tiongkok dan banyak di antara mereka berasal dari Wuhan. Lalu pada 13 Januari 2020, sebelas pesawat militer membawa 1.400 petugas medis militer untuk dikirim ke Wuhan. Selain itu, alat kesehatan juga didapatkan dari donasi. Banyak relawan turut serta membantu proses distribusi alat-alat kesehatan.

Tidak hanya itu, untuk mencegah penyebaran virus, lebih dari 300 ribu masker medis N95 diproduksi setiap harinya. Jumlah ini meningkat dari akhir Januari lalu yang memproduksi sebanyak 35 ribu per hari.

Selama menangangi pasien Covid-19, para tenaga medis juga mengalami ruam-ruam akibat memakai pakaian pelindung terlalu rapat dan dalam waktu lama. Mereka juga tidak dapat kembali ke rumah demi kemanan keluarganya.

Selama lockdown sebanyak sembilan juta orang dikarantina. Keamanan dijaga ketat hingga tidak ada warga yang bepergian keluar. Untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan warga, pasar grosir menerapkan penjualan dengan sistem daring sehingga warga tetap bisa membeli pangan tanpa harus keluar rumah.

Penulis: Mega Anisa

Top