China Resmi Hilangkan Pengujian pada Hewan untuk Kosmetik

Reading time: 2 menit
Mulai Januari 2023, China tidak lagi melakukan pengujian hewan untuk produk kosmetiknya. Foto: Green Matters

Selama bertahun-tahun, China menjadi satu-satunya negara yang mewajibkan pengujian pada hewan untuk produk kosmetik. Sejak tahun 2012, kebijakan tersebut telah berlaku dan wajib dilakukan untuk semua produk kosmetik yang akan dijual di negara tirai bambu ini.

Bahkan kebijakan pengujian pada hewan ini seringkali menjadi penghalang utama bagi perusahaan kosmetik dunia untuk menjangkau beauty market di China.

Namun seiring meningkatnya perlindungan hewan terhadap berbagai macam pengujian dan bahan dasar utama produk mode, kini China resmi menghentikan kebijakan tersebut. Kelonggaran ini bermula pada tahun 2014, ketika negara ini mulai mengizinkan produk kosmetik tertentu melewati proses pengujian pada hewan.

Kemudian pada tahun 2021, Pemerintah China tidak lagi mewajibkan pengujian hewan prapasar pada produk, meski pengujian hewan pascapasar masih merajalela. Beberapa produk bebas pengujian pada saat itu adalah sampo, sabun mandi, lipstik dan peralatan make up.

Saat ini, pada awal Januari 2023, China resmi menghilangkan semua proses pengujian pada hewan baik prapasar dan juga pascapasar. Dengan pencabutan persyaratan tersebut, kosmetik yang China produksi atau merek kecantikan dari negara lain yang masuk ke dalam negara ini sudah bebas dari kekejaman dan pengujian pada hewan atau cruelty free.

“Ini merupakan langkah besar menuju industri kecantikan yang lebih etis dan penuh kasih sayang. Kami berharap melihat lebih banyak lagi merek yang memiliki komitmen ini,” papar perwakilan dari China melansir Green Matters.

Pengujian alternatif non hewan jadi jalan keluar. Foto: Green Matters

Pengujian Alternatif Untuk Produk Kosmetik

Sebagai pengganti pengujian pada hewan di China, produk kosmetik harus melalui berbagai tahapan pemeriksaan agar mendapat izin untuk tidak melakukan uji coba hewan.

Dengan meninggalkan uji coba kosmetik pada hewan, produsen dapat melakukan beberapa pengujian alternatif yang lebih etis dan berkelanjutan. Produsen dapat melakukan beberapa uji coba modern non-hewan, seperti menggunakan kulit hasil rekonstruksi kulit manusia (episkin).

Setelah melewati beberapa tahap penelitian, peneliti menemukan bahwa kulit manusia tersebut sangat mirip dengan aslinya. Sehingga memungkinkan pengujian kosmetik yang lebih akurat daripada menggunakan hewan.

Selain itu, analisis in-silico berbasis komputer juga dapat produsen gunakan karena mampu menilai kesesuaian bahan melalui proses ekstrapolasi informasi. Program ini memungkinkan merespon zat tertentu dalam tubuh manusia dan lingkungan. Selain tidak menggunakan kekejaman pada hewan, uji coba modern ini dianggap lebih murah dan cepat.

Penulis: Zahra Shafira

Editor : Ari Rikin

Sumber:

Green Matters 

Top