Olahraga dan Serat, Kunci Pencegahan Diabetes

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: greeners.co.

(Greeners) – Siapa tak kenal diabetes mellitus? Penyakit yang sering disebut penyakit kencing manis ini terbilang tinggi angka penderitanya di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 6,9 persen. Sedangkan data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat 7 dunia untuk jumlah penderita diabetes.

Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula pada darah. Meningkatnya kada gula darah ini dapat disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau dapat juga karena adanya gangguan kerja insulin.

Tubuh penderita diabetes kekurangan hormon insulin karena tidak dapat memproduksi hormon tersebut. Jika pun dapat memproduksi insulin, ada kemungkinan tubuh penderita diabetes tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan organ pankreas sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangan panjang pada penderita diabetes.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam bidang Endokrinologi Fakultas Kedoktersan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sidartawan Soegondo. Foto: greeners.co/TW

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam bidang Endokrinologi Fakultas Kedoktersan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sidartawan Soegondo. Foto: greeners.co/TW

Menurut Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam bidang Endokrinologi Fakultas Kedoktersan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sidartawan Soegondo, ada dua faktor yang dapat membuat orang terserang penyakit diabetes. Dua faktor tersebut adalah faktor genetik atau keturunan dan pola hidup yang tidak sehat. Faktor keturunan sendiri, sebut Sidarta, menyumbang 90 persen dari semua penderita diabetes yang ada di Indonesia.

“Kalau dalam satu keluarga kakeknya pernah kena terus anaknya enggak kena, cucunya hanya tinggal nunggu waktu aja,” sebut Sidartawan.

Pola hidup yang kurang sehat juga dapat menyebabkan seseorang menderita diabetes. Olahraga dan pola makan adalah dua hal yang menjadi sorotan Sidartawan. Rendahnya aktivitas fisik sangat memengaruhi meningkatnya jumlah penderita diabetes. Padahal menurut lelaki berusia 71 tahun ini, pola makan yang berlebihan dan tidak teratur tidak akan menjadi masalah selama adanya aktivitas fisik yang tinggi. “Kuncinya jangan gemuk,” katanya kepada Greeners.

Sidartawan tidak begitu mempermasalahkan jenis makanan yang dikonsumsi penderita diabetes. Jenis makanan yang memiliki nilai kalori dan karbohidrat yang tinggi, sebut Sidartawan, boleh terus dikonsumsi selama tidak berlebihan jumlahnya. Namun, menurutnya, mengonsumsi makanan yang berserat seperti buah dan sayur akan lebih aman bagi para penderita diabetes.

“Jenis makanan harus bervariasi dan tidak melebihi batas yang ditentukan,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) ini.

Penulis: TW/G37

Top