Tampil Memukau dengan Gaun Organik

Reading time: 2 menit
Sanyukta Shrestha
Foto: sanyuktashrestha.com

Gaun biasanya dikenakan oleh kaum hawa dalam acara-acara yang bernuansa semiformal dan formal seperti perayaan ulang tahun, pesta pernikahan hingga jamuan makan malam. Umumnya gaun dibuat dari beberapa material kain seperti chiffon (sifon), satin, sutra dan beledu. Namun kini material kain yang ramah terhadap lingkungan mulai banyak digunakan.

Seorang perancang busana asal Nepal bernama Sanyukta Shrestha membuat gaun pengantin dan gaun malam ramah lingkungan. Lulusan London College of Fashion 2004 ini sebelumnya sudah dikenal sebagai desainer kenamaan di Nepal. Sejumlah rancangannya pernah tampil di beberapa acara bergengsi seperti Miss World, Miss Universe dan Indian Idol.

Sanyukta pernah menjadi relawan di World Wildlife Fund  (WWF) Nepal dan Women’s Rehabilitation Center (WOREC) Nepal. Pengalamannya menjadi relawan tersebut mengantarkan Sanyuktha sebagai pribadi yang menerapkan etika lingkungan dalam kehidupannya. Ia pun mulai terinspirasi untuk memakai material organik seperti sutra rami dan serat bambu di setiap rancangannya.

Sanyukta mengklaim bahwa material kain yang dipakai dalam gaun ini memiliki sifat anti-bakteri dan ramah terhadap kulit. Material serat seperti rami, bambu dan susu kedelai yang dipakai dalam gaun ini memiliki keistimewaan yaitu tahan terhadap sinar ultra violet (UV), jamur, dan garam. Sifatnya yang anti bakteri membuat gaun ini cocok untuk kulit sensitif bahkan bagi yang menderita reaksi kulit parah (Multiple Chemical Sensitivity).

Sanyukta Shrestha

Sanyuktha memakai material organik seperti sutra rami dan serat bambu di setiap rancangan koleksinya. Foto: sanyuktashrestha.com

“Keputusan saya menggunakan serat alami menandakan komitmen saya terhadap lingkungan. Selain itu saya juga ingin menciptakan peluang bagi perempuan desa di Nepal dengan menggabungkan unsur keterampilan tradisional,” ungkap Sanyukta dalam situs resminya sanyuktashrestha.com.

Gaun rancangan Sanyukta dibuat tanpa menggunakan mesin. Dalam pengerjaannya gaun ini dilakukan dengan cara ditenun. Sanyukta mempekerjakan penenun berasal dari Tulsi Meher Mahila Ashram. Tempat ini merupakan rumah penampungan perempuan tunawisma di Nepal. “Para wanita di desa itu telah menenun sejak lama dan saya secara pribadi sangat terhubung dengan mereka karena mereka dapat menghasilkan tenunan yang indah untuk koleksi gaun pengantin saya,” kata Sanyukta.

Sanyukta berhasil memenangkan beberapa penghargaan di skala internasional melalui rancangannya. Ia pun sering muncul di beberapa media dan majalah fesyen seperti Nast Brides, Wedding UK, Vogue, Perfect Wedding, You & Your Wedding serta di Fashion TV. Salah satu kreasi gaun terbarunya juga dipamerkan di Bath Fashion Museum yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top