Bumi yang semakin mengalami krisis lingkungan, telah mendorong banyak perusahaan untuk berinovasi menciptakan produk yang ramah terhadap alam. Industri produk kecantikan lokal pun tak ketinggalan dalam gerakan ini. Mereka berlomba-lomba menghadirkan produk-produk yang tidak hanya membuat kita tampil cantik, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan bumi.
Kini, sebagian perusahaan bahkan menciptakan ekonomi restoratif. Tidak hanya mendukung kesejahteraan komunitas lokal dan masyarakat adat di sekitar hutan, tetapi juga berkontribusi pada pemulihan hutan dan ekosistemnya.
BACA JUGA: Produk Ramah Lingkungan, 15 Merek Ini Usung Mode Berkelanjutan!
Dengan meningkatnya kesadaran tersebut, pilihan produk yang lebih ramah lingkungan pun semakin beragam. Kamu kini bisa tampil glowing dan keren tanpa merusak alam, sekaligus membantu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. Berikut beberapa produk kecantikan lokal yang patut kamu coba.
1. Sabun Citronella Sigi
Citronella atau sereh wangi sedang naik daun sebagai bahan alami yang multifungsi. Selain sebagai minyak atsiri untuk aromaterapi, tanaman ini juga menjadi bahan dasar produk anti-nyamuk serta perawatan kulit dan rambut. Masyarakat Desa Pulu di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, memanfaatkan sereh wangi untuk membuat sabun citronella yang mereka pasarkan dengan merek Tumbavani.
Penanaman sereh wangi ini merupakan bagian dari program restorasi lahan pasca-banjir bandang yang bertujuan memperkuat ekonomi lokal. Ketua Gampiri Interaksi Lestari, Nedya Sinintha Maulaning menjelaskan bahwa sereh wangi mereka pilih karena masa panennya yang singkat, hanya setiap empat bulan, sehingga bahan bakunya berkelanjutan.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Pulu memproduksi sabun tersebut dengan melibatkan kaum muda dan ibu rumah tangga setempat, yang mendapatkan pelatihan dari Mercy Corps Indonesia. Dengan begitu, produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal.
2. Arcia, Produk Kecantikan dari Alam Kalimantan BaratΒ Β
Arcia adalah merek kecantikan yang menggunakan bahan alami khas Kalimantan Barat, seperti tengkawang (Shorea spp.), minyak kemiri, minyak kelapa murni, dan lidah buaya. Tengkawang, yang diolah menjadi mentega, menjadi bahan dasar produk mereka.
Pendiri Arcia, Yenni Angreni, mengatakan bahwa bahan-bahan alami tersebut mudah ditemukan dan diolah secara tradisional oleh masyarakat lokal. Arcia juga menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dalam produknya.
Keunggulan Arcia tidak hanya dari bahan alami, tetapi juga kemasan yang bisa masyarakat daur ulang melalui bank sampah. Produk sabun dan sampo batangan yang praktis dan tidak mudah tumpah membantu menghemat anggaran serta air. Sementara, kondisioner yang tidak perlu dibilas memberikan kemudahan ekstra bagi konsumen.
3. Essential oil Aroma Bali
Foresta, sebuah merek minyak atsiri berbasis bahan alami dari hutan Indonesia, tampil dengan kemasan premium yang elegan, meski produk ini asli lokal. Minyak atsiri Foresta hadir dalam bentuk minyak murni untuk aroma terapi dan produk kecantikan turunan.
Business Director Conservana, perusahaan produsen Foresta, Eka Maulana Nugraha Putra menjelaskan bahwa bahan baku berasal dari tanaman yang dibudidayakan melalui rustic agroforestry system. Sistem ini memungkinkan tanaman atsiri seperti sereh wangi, nilam, dan palmarosa ditanam sebagai tanaman sela di hutan yang dikelola masyarakat.
BACA JUGA: TANβS Label, Fesyen Pengusung Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial
Model agroforestry ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga berperan penting dalam menjaga ekosistem. Tanaman atsiri berfungsi sebagai pengikat tanah, mengurangi risiko longsor di lereng perbukitan, serta meningkatkan keanekaragaman hayati hutan.
Dengan pilihan produk-produk seperti ini, kamu bisa ikut berkontribusi menjaga bumi sambil tetap tampil cantik dan percaya diri. Mendukung produk lokal ramah lingkungan berarti juga mendukung kesejahteraan komunitas dan keberlanjutan alam sekitar kita.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia