Drone Penembak Benih Solusi Hadapi Krisis Iklim

Reading time: 2 menit
Drone penembak benih
Hanya dibutuhkan dua operator armada mini drone rudal untuk menanam 400.000 pohon dalam sehari. Foto: freepik.com

Teknologi merupakan salah satu penyumbang terjadinya krisis iklim, tetapi juga menjadi solusi untuk mengatasinya. Pada September 2018, sebuah proyek di Myanmar menggunakan drone untuk menembak “misil benih” ke daerah terpencil di Myanmar yang tidak ditumbuhi pepohonan. Kurang dari setahun kemudian, ribuan rudal benih tersebut tumbuh menjadi pohon bakau setinggi 20 inci. Inovasi ini menjadi studi bahwa teknologi dapat digunakan sebagai jalan keluar menghadapi krisis iklim.

“Kami sekarang dapat mengetahui jenis tanaman apa saja yang dapat ditanam dan dalam kondisi apa. Kami sekarang siap untuk meningkatkan penanaman dan mengulang kembali keberhasilan ini,” kata Irina Fedorenko, pendiri Teknik Biokarbon kepada Fast Company.

Menurut Irina, hanya membutuhkan dua operator armada mini drone rudal untuk menanam 400.000 pohon dalam sehari. Jumlah tersebut sangat signifikan dalam memerangi dampak krisis iklim yang disebabkan manusia.

Baca juga: Garda Pangan, Terdepan dalam Menghadapi Krisis Pangan di Surabaya

Drone ini dirancang oleh mantan insinyur National Aeronautics and Space Administration (NASA). Meski Myanmar memiliki tantangan besar karena luasnya setara dengan Pulau Rhode, New England, Amerika Serikat, wilayah ini tetap dapat dijangkau.

Drone penembak benih

Drone penembak benih dapat membantu menangkal gelombang krisis iklim dan deforestasi. Foto: freepik.com

Bremely Lyngdoh, pendiri dan CEO World Impact, mengatakan, pembibitan di daerah itu secara teori dapat menampung satu miliar pohon baru. “Tentu, tanpa bantuan drone menanam satu miliar pohon akan membutuhkan waktu lama,” ucap Lyngdoh kepada Fast Company. Sekarang, mereka berharap agar dapat menanam empat juta bibit lagi sebelum akhir 2019.

Baca juga: The Climate Reality Project Indonesia Serukan Isu Perubahan Iklim Lewat Film

Myanmar adalah lokasi yang cocok untuk dijadikan studi kasus proyek “pesawat tak berawak” ini. Sebab, selain tersedianya lahan di sana, negara ini merupakan wilayah yang terdampak efek awal krisis iklim.

Di samping kemampuannya membersihkan karbon monoksida (CO2) dari atmosfer, pohon yang sehat juga dapat membantu memadatkan tanah dan mengurangi erosi tanah yang telah memengaruhi populasi lokal di Myanmar.

Ke depan, teknologi seperti drone penanam benih ini dapat membantu menangkal gelombang krisis iklim. Ia juga berperan sebagai kekuatan untuk memukul mundur krisis iklim dan deforestasi maupun menjadi solusi untuk permasalahan lingkungan di planet bumi.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top