Enkei Ciptakan Reminder (001), Lampu dari Limbah Konstruksi

Reading time: 2 menit
Reminder (001). Foto: Yanko Design
Reminder (001). Foto: Yanko Design

Sebagian besar penelitian menyatakan sekitar 60% bahan buangan dari rumah dan tempat usaha di Amerika Serikat (AS) berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau dibakar. Untungnya, kini sejumlah perusahaan telah memanfaatkan sampah tersebut menjadi produk sirkuler. Salah satunya, perusahaan Swedia, Enkei membuat lampu yang cantik dan menarik dari limbah konstruksi daur ulang.

Perusahaan “circular startup” ini bertujuan mengubah produk dari barang bekas menjadi sebuah barang bernilai jual. Produk pertama yang mereka buat ialah Reminder (001).

BACA JUGA: Pengusaha India Ashay Bhave Ciptakan Sepatu dari Sampah Plastik

Reminder (001), sebuah lampu fungsional dan estetis ini, sebagian besar materialnya terbuat dari sampah daur ulang. Seluruh material terbuat dari limbah konstruksi, di antaranya kawat bekas, bahan baku fesyen, bioplastik daur ulang, dan baja bebas fosil yang dicetak tiga dimensi atau 3D.

Yanko Design melansir bahwa lampu Reminder (001) terdiri dari dua bentuk kontras yang pemasangannya seperti potongan puzzle. Kap lampunya sendiri juga bisa disesuaikan, sehingga dapat memberikan kesan minimalis yang cocok dengan berbagai ruangan.  Model setengah lingkaran ini menjadi sebuah ciri khas dari lampu Reminder (001).

Gunakan Keramik sebagai Bahan Alternatif

Sementara itu, Enkei juga akan menggunakan keramik dari ReCeramix di dalam desain lampu. Inovasi material baru ini pengganti beton yang Enkei kembangkan.

Design Boom melansir bahwa hal ini tidak hanya mengurangi penggunaan semen secara signifikan, tetapi juga menjaga barang itu tetap berharga. Perusahaan rintisan asal Swedia ini lebih memilih limbah keramik dari lokasi konstruksi daripada menggunakan pasir konvensional.

Inisiatif Enkei juga bisa mengatasi masalah yang terkait dengan penambangan pasir dan pembuangan limbah keramik yang tidak tepat. Pendekatan sirkuler ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, melainkan juga membantu mengurangi masuknya limbah ke TPA.

BACA JUGA: Recou, Kemasan dari Sekam Gandum Pengganti Styrofoam

Di samping itu, berkaca pada proses sirkularitas dan misi perusahaan rintisan, salah satu pendiri Enkei, Miriam Bichsel menyimpulkan bahwa Swedia adalah negara yang kinerjanya buruk dalam hal sirkularitas. Sehingga, hal itu membuat Miriam ingin mempercepat pembangunan, mulai dari dalam industri penerangan atau lampu.

“Kami bertujuan untuk mentransformasi industri ini dengan membuat pilihan-pilihan berkelanjutan menggunakan branding yang terpengaruh fashion dan seni, di mana estetika berfungsi sebagai sarana untuk perubahan,” kata Miriam.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top