Konsep Bioklimatik Kurangi Penggunaan Pendingin Ruangan

Reading time: 2 menit
bioklimatik
Ilustrasi: Christopher John SSF via flickr.com/photos/friarsbalsam

Tak dapat dipungkiri, dengan adanya pendingin ruangan atau AC, ruangan menjadi segar dan terasa lebih sejuk. Namun tahukah jika penggunaan AC bisa menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan? Selain pemborosan energi, penggunaan AC ternyata berimbas pada rusaknya lapisan ozon sehingga ozon tidak dapat bekerja secara maksimal dalam menangkal bahaya sinar ultraviolet yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Apakah harus berhenti menggunakan AC? Jawabannya mungkin saja “iya”. Seperti yang dilakukan sebuah perusahaan arsitektur T3 Architecture Asia yang berbasis di Ho Chi Minh City, Vietnam yang menganjurkan konsep bangunan dengan arsitektur bioklimatik, yang diberi nama T3 Bioklimatik.

Dilansir CNN Style, dengan memanfaatkan topografi, iklim, dan vegetasi lokal, serta memanipulasi orientasi bangunan, firma arsitektur ini secara alami dapat menciptakan udara dalam yang nyaman dalam sebuah ruangan.

bioklimatik

Bangunan dengan konsep bioklimatik. Foto: Mansyur Hasan/Andyrahman Architect via archdaily.com

Konsepnya adalah pada setiap bangunan, T3 Architecture Asia akan membuat ventilasi pada langit-langit bangunan, sehingga ruangan akan mendapatkan cahaya dan udara sejuk yang alami. Selain itu, perusahaan yang memiliki kantor cabang di Perancis tersebut juga membuat kipas langit-langit atau air tree untuk membuat angin sejuk yang alami.

“Kami mencoba menghindari fasad kaca besar yang menghadap ke timur atau barat, karena akan membuat bangunan seperti oven di iklim tropis,” kata direktur T3 Architecture Asia, Charles Gallavardin, dikutip dari CNN Style.

T3 Architecture Asia pertama kali terjun ke arsitektur bioklimatik pada 2005, dengan membangun sebuah gedung apartemen di Ho Chi Minh City. Saat itu, T3 Architecture Asia membuat gedung di sebuah lingkungan miskin sehingga membuat konsep ruangan tanpa AC. Hal ini dilakukan agar penghuni apartemen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tagihan AC.

Gallavardin menjelaskan, kuncinya adalah bekerja dengan arus angin utama dan memiliki perlindungan terhadap matahari yang baik. Dengan konsep bangunan ini, bangunan T3 Bioklimatik dapat menciptakan suhu udara lima derajat Celcius lebih dingin dibandingan udara luar ruangan.

Di Indonesia, Asrama Biophilic Andyrahman Architect masuk dalam kompetisi World Architecture Festival 2016. Bangunan ini dipuji karena memiliki tembok berlubang yang membantu bangunan ini tetap nyaman meskipun berada di iklim tropis yang cukup panas di Surabaya, Jawa Timur.

Sementara di Cina, bangunan berkonsep bioklimatik dibuat oleh perusahaan arsitektur Amerika Perkins & Will untuk Shanghai Natural History Museum. Museum tersebut tetap menggunakan AC untuk menjaga kelembaban ruangan agar karya seni tidak rusak, namun tetap membuat ventilasi udara pada langit-langit bangunan. Dengan begitu, museum ini dapat menghemat 15 persen konsumsi energi dibandingkan museum pada umumnya.

Penulis: SA/G40

Top