LIPI Berikan Kehidupan Kedua pada Limbah Masker Medis

Reading time: 2 menit
Foto: ShutterStock

Masker medis sekali pakai seperti masker bedah atau masker N95 terbukti memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menangkal virus. Namun sayang, masker medis sekali pakai telah menyumbang timbulan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Jika terus menumpuk dan tidak tertangani, selain dapat mencemari lingkungan, limbah masker medis juga dapat memicu terjadinya penyebaran penyakit.

Guna menangani permasalahan tersebut, tim peneliti dari Loka Penelitian Teknologi Bersih Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LPTB LIPI) berinisiatif untuk memberikan kehidupan kedua pada limbah masker medis. Mereka menciptakan teknologi yang mampu mengubah limbah masker menjadi biji plastik.

“Masker medis terbuat dari plastik berjenis polipropilen (PP). Jika kita buang masker begitu saja, masuk bak sampah kemudian sampai ke TPA, maka sama saja kita membuang plastik ke TPA. Maka dari itu, kami mencoba untuk menawarkan solusi daur ulang limbah masker menjadi biji plastik yang bermanfaat,” ujar peneliti LPTB LIPI, Akbar Hanif Dawam Abdullah, kepada Greeners melalui telepon, Rabu (30/6).

Teknologi Daur Ulang Limbah Masker: Mudah untuk Dikembangkan

Dawam menjelaskan bahwa proses pembuatan biji plastik dari limbah masker medis perlu melewati beberapa tahapan. Adapun tahap dari proses daur ulang limbah masker yaitu sterilisasi, ekstrusi, dan pencetakan. Untuk menghasilkan biji plastik, limbah masker tersebut perlu diekstrusi pada suhu 170oC .

“Setelah berubah menjadi biji plastik, limbah masker dapat kita olah lagi menjadi benda lainnya. Misalnya, menjadi pot hidroponik, kantong sampah, bak sampah, dan lain sebagainya. Namun untuk saat ini, kami baru mengembangkan pembuatan pot hidroponik sebagai contoh hasil dari pengolahan biji plastik tersebut,” tutur Dawam.

Selain itu, Dawam pun menjelaskan bahwa proses daur ulang limbah masker memerlukan teknologi yang cukup sederhana. Ia berharap bahwa teknologi sederhana tersebut dapat dikembangkan secara cepat dan mudah oleh pihak-pihak lain. Jika ada pihak lain yang tertarik untuk mengembangkan teknologi daur ulang limbah masker medis, LIPI siap membantu dengan tangan terbuka.

Lantas, bagaimana dengan kualitas dari produk berbahan dasar limbah masker medis tersebut? Menurut Dawam, produk yang terbuat dari biji plastik berbahan dasar masker bekas memiliki kualitas yang baik dan tidak mudah rusak, sehingga tidak akan berubah menjadi sampah dalam waktu singkat. Selain itu, produk-produk tersebut juga dapat didaur ulang terus menerus tanpa kehilangan kualitasnya.

Tidak Semua Masker dapat Didaur Ulang

Dawam mengatakan bahwa tidak semua limbah masker medis dapat bertransformasi menjadi biji plastik. Hanya limbah masker sekali pakai yang berasal dari kategori sampah rumah tanggalah yang dapat didaur ulang kembali. Ia menegaskan bahwa LIPI tidak akan mengolah limbah masker yang berasal dari fasilitas kesehatan dan bersifat infeksius. Perlu langkah-langkah khusus guna menangani limbah medis infeksius supaya tidak terjadi penyebaran penyakit.

Untuk mendapatkan limbah masker medis, saat ini LIPI bekerja sama dengan organisasi swadaya masyarakat di bidang lingkungan bernama Yayasan Upakara Persada Nusantara. Bersama Yayasan Upakara, LIPI mengumpulkan limbah masker yang berasal dari Bandung dan Jakarta.

Perlu Sobat Greeners tahu, masyarakat umum pun dapat berpartisipasi dalam proses pengumpulan limbah masker medis. Masyarakat umum dapat menyumbangkan masker bekas mereka dengan menghubungi Yayasan Upakara Persada Nusantara terlebih dahulu. Ada beberapa prosedur yang perlu kita lakukan sebelum mengumpulkan limbah masker bekas, yaitu melakukan sterilisasi terlebih dahulu pada masker bekas, menggunting masker, lalu membungkus masker dengan kantong yang aman. Proses sterilisasi sendiri dapat kita lakukan dengan cara menyemprot permukaan masker menggunakan alkohol 70%, atau merendam masker dengan larutan sabun.

Penulis: Anggi R. Firdhani

Top