Packioli, Kemasan Sabun Unik dari Limbah Artichoke

Reading time: 2 menit
Sabun ramah lingkungan ini memiliki kandungan pelembab alami. Foto: Yanko Design, Designboom

Kemasan plastik pada produk sehari-hari nyatanya masih banyak kita temukan, salah satunya pada produk kecantikan atau kebersihan. Menurut beberapa sumber, industri tersebut memproduksi lebih dari 120 miliar kemasan setiap tahun. Sebagian besar, sampah plastik kemasan tidak dapat didaur ulang dan hanya berakhir pada TPA atau pada kasus terburuk yakni di lautan.

Karena itu, dibutuhkan kesadaran produsen untuk mengganti kemasan plastik atau menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang. Seperti halnya desainer asal Turki, Alara Ertenü yang menciptakan kemasan 100 % biodegradable untuk sabun batang komersial bernama Packioli. Sabun tersebut ia buat dari dua bahan limbah lokal yakni daun artichoke dan kacang polong.

Packioli lahir dengan kesadaran akan masalah kemasan plastik pada makanan maupun produk kebersihan. Selain untuk mengurangi plastik, Alara membuat Packioli juga untuk mengatasi 80 % limbah artichoke yang terbuang begitu saja di bagian barat Turki.

“Selain mengurangi limbah, tujuan pembungkus ini adalah untuk menghilangkan kemasan plastik. Serta memenuhi kebutuhan kebersihan, logistik, dan daya tahan merek sabun komersial bagi produsen yang ingin beralih,” papar Alana.

Sabun ini juga mengandung pewarna alami. Foto: Yanko Design, Designboom

Packioli Berikan Efek Pelembab Alami

Untuk membuat Packioli, Alara menggabungkan artichoke dengan bioplastik peapod atau plastik biodegradable ramah lingkungan. Menggunakan metode penyegelan panas atau heat seal, Packioli mampu menahan akses air, kotoran, atau debu agar tidak masuk ke dalam sabun.

Tidak hanya bagi lingkungan, kemasan dari bahan alami juga memberikan dampak positif bagi produk terkait. Kemasan Packioli ternyata bisa memberikan efek pelembab alami untuk sabun agar tetap terjaga kesegarannya.

Alara juga memberikan tambahan warna bebas kimia pada produknya, ia menggunakan beberapa buah bit dan kunyit sebagai pewarnaan alami. Dengan tampilannya yang berwarna cokelat keemasan, kemasan ini sangat mudah konsumen robek untuk menjangkau sabun.

Apabila terkena air, kemasan plastik Packioli hanya membutuhkan waktu selama seminggu untuk terurai sepenuhnya di tanah. Kini Packioli terdiri dari 2 bentuk yakni kemasan lingkaran dan persegi panjang.

“Tampilan kemasannya tentu saja tidak sama dengan yang biasa kita pakai, dengan label dan dekorasi warna-warni lainnya. Tetapi karena pada akhirnya kemasan akan tetap kita buang, itu tidak masalah. Yang penting adalah kita tidak berkontribusi lebih banyak pada polusi plastik dan menemukan cara untuk mendaur ulang sampah,” katanya.

Peneliti: Zahra Shafira

Sumber:

Yanko Design

Designboom

Top