Pengusaha wanita di Nigeria, Ifedolapo Runsewe memanfaatkan ban bekas menjadi paving block. Lewat inovasinya, dia telah mendirikan Freetown Waste Management Recycle di salah satu negara terpadat di Afrika. Tak hanya menciptakan paving block, Freetown Waste Management Recycle yang merupakan sebuah pabrik industri juga berhasil mengubah ban bekas menjadi ubin lantai dan dekorasi rumah lainnya.
Reuters melansir bahwa kondisi pengelolaan sampah di Nigeria kini memang tidak merata. Baik di desa, kota besar, hingga kota kecil, tumpukan sampah sudah menjadi pemandangan umum. Bahkan, warga setempat sering membakarnya pada malam hari. Hal itu terjadi karena kurangnya metode pembuangan yang lebih aman. Ban secara rutin dibuang dan ditinggalkan.
BACA JUGA: Stump, Bangku Antik yang Terbuat dari 80% Plastik Daur Ulang
“Menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang seharusnya menjadi sampah adalah bagian dari motivasi,” kata Ifedolapo Runsewe.
Bahkan, Nigeria berpotensi menghasilkan lebih dari tiga juta limbah ban setiap tahunnya. Sebagai orang Nigeria yang sadar lingkungan, Ifedolapo Runsewe memutuskan untuk menciptakan solusi lingkungan dengan mendaur ulang limbah ban tersebut. Hal itu untuk mengurangi dampak lingkungan akibat pembuangan yang tidak tepat.
Oleh karena itu, Runsewe mulai mendirikan Freetown Waste Management Recycle pada Januari 2018. Namun, pabrik tersebut mulai beroperasi pada tahun 2020. Visi yang mereka usung adalah menjadi perusahaan manufaktur karet daur ulang terkemuka di Nigeria. Sehingga, bisa membantu mengurangi masalah pengelolaan limbah ban di negara tersebut.
Menjunjung Praktik Berkelanjutan
Sebagai perusahaan yang peduli lingkungan, Freetown Waste Management Recycle menjunjung tinggi visi penerapan praktik keberlanjutan secara holistik. Saat ini, pabrik milik Runsewe selaras dengan 12 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Mereka telah memanfaatkan rantai nilai dan melihat potensi di Nigeria untuk membangun beberapa fasilitas daur ulang limbah. Kemudian, memperluas operasi daur ulang dan manufakturnya ke setiap negara bagian di Nigeria serta keenam negara bagian di Afrika.
Pabrik daur ulang ini memiliki 159 pekerja penuh waktu. Seluruh tenaga kerja di Freetown Waste Management Recycle 100% warga Nigeria. Tak sekadar gaji pokok yang pekerja dapatkan, sang pemilik juga memberikan banyak tunjangan kepada karyawan di pabrik daur ulang miliknya.
Berikan Pelatihan Keselamatan Kerja pada Karyawan
Ketika Runsewe memutuskan untuk membangun pabrik daur ulang sampah, ia juga memberikan pelatihan keselamatan kerja pada karyawannya. Seluruh karyawan yang bekerja di pabrik tersebut mendapatkan pengetahuan teknis, khususnya dalam memahami komposisi ban dan proses daur ulang yang terlibat.
BACA JUGA: Lenovo Sulap Limbah Elektronik Jadi Kursi yang Unik
Pengetahuan itu membantu dalam pemilahan, pemrosesan, dan daur ulang ban secara efektif. Terutama pada pelatihan keselamatan kerja, karyawan mendapatkan pengetahuan dalam penanganan ban selama pemotongan, pencacahan, dan pemrosesan.
Pelatihan keselamatan yang tepat dan penggunaan alat pelindung diri menjadi hal penting untuk mencegah kecelakaan dan cedera. Runsewe juga mengadakan pelatihan keselamatan berkala, seperti pengoperasian mesin daur ulang ban, termasuk mesin penghancur, penggiling, dan granulator. Menurutnya, dalam proses produksi ini memerlukan pelatihan khusus untuk memastikan pemrosesan yang aman dan efisien.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia