Koalisi Pemuda Hijau: Bersinergi Membangun Lingkungan

Reading time: 2 menit
Kophi Jawa Tengah
Anggota Komunitas Pemuda Hijau (Kophi) Jawa Tengah. Foto: Kophi Jateng

Koalisi Pemuda Hijau (Kophi) merupakan sebuah komunitas yang diinisiasi oleh para mahasiswa dengan fokus kepedulian terhadap kerusakan lingkungan di Indonesia. Kophi mendedikasikan perannya sebagai sumber informasi bagi pemuda-pemudi yang ingin belajar mengenai isu krisis iklim dan lingkungan hidup. Mereka ingin mewujudkan Indonesia yang lestari.

Komunitas ini diprakarsai oleh tiga orang mahasiswa dari perguruan tinggi yang berbeda. Mereka adalah Yudithia, Universitas Indonesia; Lidwina Marcella, London School of Public Relation; dan Agusman Pranata, President University. Kophi berdiri pada tanggal 28 Oktober 2010 melalui sebuah deklarasi di Museum Bank Mandiri, Jakarta, yang dihadiri organisasi-organisasi mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Jabodetabek.

Tidak hanya menjadi forum komunikasi antarpemuda dan pemudi Indonesia, Kophi juga hadir sebagai fasilitator pengembangan kapasitas. Melalui situs web atau dan  pertemuan, mereka mengadakan workshop, pelatihan, atau seminar yang bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dan komunitas hijau.

Baca juga: Zero Waste Indonesia: Zero Waste Tidak Membuat Primitif, tapi Progresif

Tahun 2011, Kophi menyelenggarakan kongres nasional pertamanya dan mengumpulkan perwakilan dari 13 provinsi di Indonesia. Pra-kongres pertama digelar di tahun yang sama di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Pada 2012, kongres kedua berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Awalnya, di 2011 komunitas Kophi Jawa tengah berdiri sebagai pembantu Kophi Nasional di daerah untuk mewujudkan lingkungan Indonesia yang lestari. Di Jawa Tengah khususnya, komunitas Kophi tersebar di tiga daerah, yaitu Semarang, Purwokerto, dan Surakata.

Ketua Koalisi Pemuda Hijau Fika Rofiuddin Izza mengatakan, koalisi ini mensosialisasikan bagaimana semestinya masyarakat menyikapi krisis iklim. Fika menjelaskan, para anggota mengedukasi masyarakat baik secara formal maupun informal melalui kampanye yang tentunya tidak merusak lingkungan.

Kophi Jawa Tengah

Perwakilan Kophi di setiap daerah memilki ciri khas dalam mengampanyekan kegiatan mereka di bidang lingkungan. Misalnya dengan menanam mangrove di kawasan pesisir pantai, membuat gerakan tukar tas dengan botol bekas sebagai upaya meminimalisir sampah plastik sekali pakai, hingga membersihkan kampung atau kampus.

Selain melakukan kampanye aktif, komunitas yang genap sepuluh tahun ini juga fokus mengedukasi generasi penerus di Jawa Tengah sejak dini melalui sekolah lingkungan. Mereka menyesuaikan pengetahuan tentang lingkungan berdasarkan muatan lokal di desa maupun perkotaan. “Untuk edukasi masyarakat biasanya mengenai fungsi dari tanaman serta memanfaatkan tanaman tersebut,” ucap Fika.

Baca juga: Club Bike Bike Bangun Gerakan Sosial dengan Bersepeda

Ia menambahkan, ketika berhadapan langsung dengan masyarakat, mereka juga banyak belajar mengenai pengelolaan lingkungan. Namun, menurutnya dasar teori di kalangan masyarakat belum kuat sehingga Kophi berinisiatif untuk memberikan pemahaman teori. Tujuannya untuk menyeimbangkan pengetahuan masyarakat itu sendiri.

Dengan gerakan tersebut, kata dia, masyarakat antusias untuk terus menjaga lingkungan. Di Ungaran, Jawa Tengah, misalnya, masyarakat sudah sadar akan lingkungan dengan membuat kompos.

Bersinergi Membangun Lingkungan

Komunitas yang telah memilki 100 orang anggota ini, menargetkan untuk lebih bersinergi dalam membangun lingkungan di wilayah Jawa Tengah. Mereka juga berinisiatif untuk bekerja sama dengan berbagi pihak untuk mensosialisasikan masalah yang terkait dengan lingkungan dan sekitar. Mereka berharap masyarakat semakin sadar bumi ini tidak sedang baik-baik saja sehingga mendorong untuk melakukan sesuatu.

Menurut Fika, pemerintah juga berperan penting dalam keterbukaan informasi mengenai masalah lingkungan. Sehingga seluruh organisasi lingkungan di Jawa Tenagh dapat memberikan masukannya, bukan hanya terbatas pada beberapa kelompok saja.

“Semua koalisi yang berhubungan dengan lingkungan bisa diikut sertakan dalam memberikan masukan kepada pemerintah,” kata dia.

Penulis: Ridho Pambudi

Top