Etape ke Lima, “Srikandi Inspirasi Bagi Negeri” Ditemani Duta Besar Norwegia

Reading time: 2 menit
Srikandi Inspirasi Bagi Negeri Jilid 5. Foto: dok. Panitia Srikandi 2015

Lombok Utara (Greeners) – Etape ke lima perjalanan tim “Srikandi Inspirasi Bagi Negeri” Jilid 5 diakui sebagai perjalanan yang paling istimewa. Bagaimana tidak, pada etape ke lima ini, tim Srikandi ditemani oleh Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik beserta istri dan teman-teman komunitas sepeda setempat yang ikut bersepeda bersama.

Koordinator Srikandi yang juga Humas dari kegiatan “Srikandi Inspirasi Bagi Negeri” Jilid 5, Seklie Patyuniestri kepada Greeners menceritakan bahwa etape kali ini, 21 Srikandi akan bersepeda dari Pemenang, Lombok Utara hingga Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan estimasi jarak sejauh 56 kilometer. Rute yang akan dijalani akan melewati jalur menanjak dan menurun yang cukup banyak.

“Namun dengan rute seperti itu, tidak akan terasa karena yang pasti rombongan akan disajikan dengan pemandangan yang luar biasa cantik sepanjang pantai,” jelasnya, Selasa (9/06/2015).

Rombongan “Srikandi Inspirasi Bagi Negeri” Jilid 5 sendiri memulai perjalanan etape ke lima pada pukul 08.11 WITA dan dihadang oleh jalur menanjak. Namun, karena perjalanan kali ini telah memasuki hari ke lima dan kekompakan tim serta kualitas bersepeda yang terus terasah, jalur menanjak sepanjang 10 kilometer dapat di”dilahap” dengan sempurna.

Srikandi Inspirasi Bagi Negeri Jilid 5. Foto: dok. Panitia Srikandi 2015

Srikandi Inspirasi Bagi Negeri Jilid 5. Foto: dok. Panitia Srikandi 2015

Selanjutnya, di KM 10,8, cerita Seklie lagi, tim 21 Srikandi berkesempatan mengunjungi Autore Pearl Culture di Teluk Nara, Lombok. Autore Pearl Culture adalah sebuah peternakan dan pengembangbiakan kerang mutiara untuk diambil mutiaranya dan dijual sebagai perhiasan.

“Di sana, tidak hanya para Srikandi tapi juga Duta Besar Norwegia dan Istri bahkan anak-anaknya sangat excited melihat dan mendengarkan Francesco Bruno, pemilik Autore Pearl Culture tentang proses pengembangbiakkan kerang mutiara ini,” lanjut Seklie.

Francesco menjelaskan, terang Seklie, bahwa untuk menghasilkan satu buah mutiara dibutuhkan waktu sampai enam tahun. Mulai dari mencari kerang jantan dan betina untuk dijadikan induk. Setelah itu menunggu kerang-kerang hasil reproduksi tadi hingga cukup umur untuk dimasukkan nukleus yang nantinya akan menjadi mutiara yang sempurna.

“Dari proses panjang itu, maka tidak heran harga mutiara sangat mahal, karena memang melalui proses kerja yang rumit dan lama,” tuturnya.

Selain itu, demi menjaga kelestarian laut, Francesco juga menjelaskan bahwa perusahaanya tidak segan-segan mengeluarkan dana yang besar untuk menjaga kualitas mutiaranya, juga untuk untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di laut. Bahkan air laut yang digunakan dalam laboratoriumnya sebelum dibuang kembali ke laut terlebih dahulu diolah agar tidak mencemari laut, bahkan lebih bersih dibandingkan sebelum melewati pengolahan.

Setelah puas menjajaki kerang-kerang di Autore Pearl Culture, kata Seklie, tim Srikandi kembali melanjutkan perjalanan. Pada KM ke 20, tim Srikandi akhirnya memasuki Kota Tua Ampenan, Mataram. Di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, para pesepeda perempuan ini disambut oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Bapak Tajudin Erfandi selaku Staff Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Ibu Ir. Baiq Rahmayati, MSi selaku Kepala Museum Negeri NTB, kemudian hadir juga Mr. Stig Traavik Duta Besar Norwegia untuk Indonesia yang telah bersepeda bersama tim 21 Srikandi, serta beberapa media yang meliput.

“Setelah temu media selesai, seluruh tamu undangan, tim 21 Srikandi dan teman-teman media menikmati maka siang bersama yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bibit pohon dari Srikandi dan juga dari BNI 46 kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat secara simbolik untuk kemudian dilakukan penanaman di beberapa wilayah di NTB. Setelah itu tim 21 Srikandi dan kru bergerak ke hotel tempat kami bermalam,” tukasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top