Pelajar SMP di Kota Bandung Bakal Bike To School

Reading time: 3 menit
Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin memberikan fakta emisi kendaraan bermotor picu peningkatan pencemaran udara dalam acara yang Greeners.co inisiasi tentang bike to school di Kota Bandung. Foto: Greeners.co

Bandung (Greeners) – Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen memastikan pengurangan beban transportasi kendaraan bermotor, termasuk di dunia pendidikan. Sebagai langkah awal, akan ada akselerasi gerakan bersepeda ke sekolah atau bike to school pada tingkat SMP di Kota Bandung.

Kabid Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik dan Tenaga Kependidikan (P3TK) Disdik Kota Bandung, Edi Suprjoto mengatakan, saat ini siswa tingkat SMP utamanya sekolah negeri telah melaksanakan pembelajaran 100 persen tatap muka.

“Kegiatan berjalan kaki maupun bersepeda dapat menjadi alternatif solusi agar tubuh semakin sehat. Apalagi seiring dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB) bersistem zonasi yang mengedepankan siswa dekat dengan sekolahnya,” katanya dalam Diskusi Terarah Akselerasi Gerakan Bersepeda ke Sekolah Tingkat SMP Kota Bandung di SMPN 13 Bandung, Rabu (29/6).

Acara inisiasi Greeners.co ini, sebagai gerakan awal untuk anak-anak SMP. Apalagi saat ini sudah ada kegiatan bersepeda berbasis komunitas yang berlangsung di sekolah-sekolah di Bandung. Misalnya ‘Pelajar Nyasab’ atau ‘Nyaba Jumpa’.

“Saya ingin mengagendakan kegiatan orienteering sepeda pelajar. Terdiri atas lima orang satu kelompok, dari sekolah-sekolah, ke tempat-tempat wisata Kota Bandung,” imbuhnya.

Setelah pandemi Covid-19 berlalu, ia yakin bisa melibatkan minimal 10 sepeda dari masing-masing SD kelas 6, dan kelas 7, 8, 9 SMP. Pria yang melakukan kunjungan terdekat dari Kantor Disdik Kota Bandung dengan sepeda itu, optimistis kegiatan orienteering akan melibatkan banyak peserta.

Edi juga mengapresiasi diskusi ini. Baginya kegiatan bersepeda itu penuh filosofi. Bersepeda pun, lanjutnya menjadi sikap teladan untuk selalu tough, tangguh, menghadapi cobaan.

B2W Kota Bandung : Guru Jadi Teladan Bike To School

Ketua Bike to Work (B2W) Bandung Wildan Fachdiansyah menyatakan, B2W Bandung telah mengampanyekan bersepeda. Menurutnya sepeda sebagai moda transportasi ramah lingkungan jarak dekat untuk berbagai aktivitas selain ke kantor.

“Intinya adalah bersepeda untuk berbagai aktivitas, untuk mengurangi beban polusi di Kota Bandung. Melalui bersepeda ke sekolah, kami ingin guru-guru menjadi teladan bagi siswanya untuk menggunakan sepeda ke sekolah,” katanya.

B2W, kata Wildan ingin mengajak siswa bersepeda ke sekolah atau bike to school karena dapat menjadi kebiasaan baik yang bisa siswa pertahankan dari sekolah sampai kuliah.

Ia pun merangkum sejumlah manfaat bike to school dari jurnal ilmiah. Mulai dari meningkatkan konsentrasi siswa, meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa dan menurunkan Body Mass Index (BMI).

Selain itu, bersepeda dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, mengembangkan kemampuan mengatur emosi, mempererat hubungan sosial dan jejaring siswa. Selanjutnya, dapat mengurangi kemacetan di kawasan sekitar sekolah dan menurunkan emisi gas buang.

B2W bekerja sama dengan Lapan telah melakukan studi mengenai hubungan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer) atau PM2,5 di Bandung. Studi ini ingin melihat kondisi PM2,5 yang buruk dengan kesehatan jantung. Hasilnya dengan menghirup udara yang sama para pesepeda aktif memiliki kualitas bernapas dan jantung lebih baik.

Mengingat segudang manfaat bersepeda, Wildan ingin menambah keterampilan para siswa. Misalnya edukasi siswa dan lingkungan sekitar sekolah, tentang keselamatan dalam bersepeda dan berlalu lintas. Ia juga berharap ke depan dapat tercipta rute selamat sekolah dan membangun lingkungan yang lebih kondusif untuk bersepeda dan jalan kaki.

Para peserta diskusi terarah bersepeda ke sekolah berfoto bersama. Foto: Greeners.co

Kondisi Pencemaran Udara di Bandung Tergolong Buruk

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin menyatakan, jika baru-baru ini Jakarta dikabarkan memiliki cemaran udara yang buruk, bukan berarti Bandung baik-baik saja.

Berdasarkan tren grafiknya, sepanjang tahun warga Bandung lebih banyak mengirup udara dengan PM10 dan yang PM2,5 yang melampaui baku mutu udara ambien (BMUA) nasional. Sesuai hasil riset, rerata konsentrasi paparan dari PM10 dan PM2,5 di Bandung, masing-masing 27,67 µg/m3 dan 27,25 µg/m3.

“Debu halus yang diirup masyarakat itu bisa dihirup dan direspons dengan bersin. Tapi kalau terlalu sering, bisa memasuki tubuh,” kata pria yang akrab disapa Puput ini.

Angka tersebut, di atas batas ambang sehingga mengakibatkan pneumonia. KPBB juga merilis data bahwa konsentrasi CO di Bandung sebagian besar berada di bawah rata-rata tahunan BMUA Nasional (4.000 µg/m3) meskipun untuk sementara waktu juga terlihat (sedikit) di luar baku mutu.

Mendekati Juli, Agustus, September, katanya, udara di Bandung memburuk bisa sampai memicu kanker. Dampak polusi lainnya di Kota Bandung adalah ISPA, broncho pneumonia, pneumonia, Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), asma dan jantung koroner.

Ia menyebut sumber pencemaran paling besar dari kendaraan bermotor lalu disusul sektor lain seperti debu jalanan, pembakaran sampah terbuka, kayu bakar dan pembakaran sampah domestik.

KPBB mendorong adopsi kendaraan tidak bermotor sebagai bagian moda transportasi. Kemudian meneguhkan bersepeda sebagai budaya. Melakukan kampanye dan pendidikan publik untuk bersepeda lewat bike to school, berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top