Sertifikasi Hutan Dorong Hadirnya Fesyen Berkelanjutan

Reading time: 3 menit
Fesyen berkelanjutan dapat melindungi hutan dan bumi agar lebih lestari. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Geliat dunia fesyen perlu dicermati. Sebab tidak semua fesyen yang muncul punya jejak berkelanjutan. Berkembangnya kebutuhan pakaian, menjadikan industri ini sebagai kontributor utama mikroplastik yang berakhir di lautan. Selain itu menghasilkan 20 % air limbah dunia, meningkatkan emisi gas rumah kaca dan pemanasan global. Insiasi sertifikasi hutan lahir untuk mendorong lahirnya dunia fesyen yang ramah lingkungan.

Industri fesyen berkelanjutan memiliki tantangan. Untuk menjawab tantangan tersebut, Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) dan Indonesian Forestry Certification Cooperation–Kerja sama Sertifikasi Kehutanan (IFCC-KSK) melihat hutan berperan mendorong fesyen berkelanjutan.

Keduanya menerapkan sistem sertifikasi hutan sebagai pengelolaan hutan berkelanjutan dan pelacakan bahan dasar dari sumber. Pengelolalaan hutan ini menghasilkan serat hutan alam yang terbarukan dan memiliki potensi besar untuk membuat industri fesyen lebih berkelanjutan.

Sustainable Fashion Consultant, Deepa Hingorani menyebut sebuah brand harus memiliki tanggung jawab dan mencari peluang untuk menciptakan fesyen yang berkelanjutan. Selain itu, industri fesyen seharusnya juga dapat memberikan kesejahteraan ekonomi bagi mereka yang terlibat di dalamnya.

“Sebuah brand dapat menggunakan bahan yang berdampak minimal dan juga kita bisa menghormati batasan planet. Juga, setidaknya kita bisa membayar pekerja kita dengan upah hidup layak dan juga menerapkan standar sosial yang kuat,” kata Deepa pada webinar Fashion Change, Forest stay, baru -baru ini. 

Mengatasi dampak sosial dan lingkungan juga harus berjalan secara bersamaan. Melalui sertifikasi ini, konsumen fesyen juga dapat mendukung konservasi hutan serta keanekaragaman hayatinya.

Lindungi Hutan Dengan Sertifikasi Hutan

Hutan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan makhluk hidup, selain sumber oksigen hutan juga merupakan sumber bahan baku kebutuhan manusia. Sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, terdapat tiga fungsi penting dari hutan. Fungsi tersebut yakni fungsi konservasi, perlindungan dan fungsi produksi. 

Berdasarkan hal tersebut, PEFC dan IFCC mengembangkan skema sertifikasi hutan di Indonesia, untuk mendorong pengelolaan hutan lestari. PEFC merupakan sistem global yang mendorong 48 sistem sertifikasi hutan nasional, salah satu anggota nasional di Indonesia yakni IFCC. Saat ini, jumlah hutan yang telah bersertifikasi di Indonesia mencakup 74 perusahaan dengan luas sebanyak  3,99 juta hektare.

Sertifikasi ini berguna bagi pengelola hutan, memastikan rantai pasok bahan baku produk pakaian dari hutan. Hal ini juga membantu pelacakan untuk menghubungkan pengelolaan hutan yang baik dengan produk hasilnya.

Marketing PEFC, Julia Kozlik mengatakan, mereka bekerja sama dengan berbagai industri dan produk, seperti mebel, kemasan kertas dan tekstil. Menurutnya, penggunaan dan pemanfaatan serat kayu pada pakaian masih terus akan berkembang.

“karena itu kami merasa penting sekali bekerja sama pada industri fesyen untuk memasok secara berkelanjutan dan bagaimana kita memberikan kontribusi tersebut kembali pada alam,” jelas Julia.

Lebih lanjut, sertifikasi hutan ini juga mempunyai tujuan yaitu melindungi, menjaga keragaman hayati yang berada di dalamnya. Sertifikasi juga menjamin sumber daya hutan dan memastikan tidak adanya bahan kimia yang masuk ke dalam tanah atau air agar hutan tersebut tidak rusak. 

“Selain itu ini juga terkait dengan masyarakat. Kita berusaha mendorong perlindungan hak masyarakat hutan dan pekerja hutan,” imbuhnya.

Dorong Terciptanya Fesyen Berkelanjutan

Dengan adanya sertifikasi ini, membuat segala produk yang bersumber dari hutan mempunyai kualitas yang tinggi. Salah satunya adalah kain rayon viscose, serat kain ramah lingkungan ini bersumber dari kayu pulp yang ditanam pada hutan tanaman industri atau (HTI) hutan berkelanjutan. Kawasan HTI ini merupakan hutan yang memiliki fungsi untuk produksi. Untuk menghasilkan rayon viscose bersertifikasi, harus bersumber dari hutan yang bersertifikasi PEFC.

Promotions and Institutional Relations IFCC, Ragita Wirastri mengungkapkan, IFCC juga mendukung fesyen berkelanjutan dengan meningkatkan awareness masyarakat. Penyadartahuan ini salah satunya pada kain batik yang terbuat dari kain viscose rayon yang berkelanjutan yang dihasilkan dari hutan berkelanjutan.

“Bagaimana kita tahu bahwa ini dipasok dari hutan berkelanjutan caranya dengan melihat sertifikasi chain of custody (COC) jadi perjalanannya yang bisa kita lacak,” papar Ragita.

Melalui program sertifikasi ini, memudahkan produsen dan konsumen dapat melacak sumber bahan baku dan bagaimana bahan-bahan pakaian tersedia. 

Penulis : Zahra Shafira

Top