Tim Ekspedisi Sumba Disambut Hangat dengan Tarian Adat Desa Dikira

Reading time: 3 menit
Foto: dok. Ekspedisi Sumba 2015

Dikira (Greeners) – Pengembangan proyek energi terbarukan sebagai pemasok energi utama di Pulau Sumba yang digagas oleh Hivos, LSM internasional yang salah satu fokusnya terkait pemanfaatan energi terbarukan telah membawa delapan orang yang tergabung ke dalam tim Ekspedisi Sumba 2015 tiba di Desa Dikira, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Kedatangan tim yang terdiri dari empat orang asal Jakarta dan empat orang dari Belanda ini disambut baik oleh masyarakat setempat dengan beberapa tarian penyambutan, yaitu tarian adat Woleka, tarian adat Kataga dan Saiso. Direktur Yayasan Sosial Donders (yayasan lokal yang bermitra dengan Hivos), Pater Mikael Keraf, CSSR (47), menyatakan bahwa kehadiran Hivos di Desa Dikira telah banyak membawa manfaat bagi penduduk desa, khususnya dari sisi ekonomi dan kemandirian pangan.

“Kegiatan bantuan dengan konsep ekspedisi seperti ini menurut saya baru Hivos yang punya di seluruh Sumba. Dari hasil evaluasi kami sebelumnya, pola seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat karena langsung menyentuh hati nurani masyarakat,” ujarnya, Dikira, Selasa (01/09).

Kedatangan tim Ekspedisi Sumba 2015, lanjut Pater Mikael, diharapkan dapat mengambil pelajaran dari proyek Solar Water Pump yang telah membantu mengairi persawahan masyarakat desa. Menurut Pater Mikael, sebelumnya, tanah di desa ini merupakan tanah kering dan telah hancur akibat penggunaan pupuk serta pestisida kimia secara berlebihan. Ditambah aliran air yang berada di bawah desa cukup jauh dari lahan persawahan.

Solar Water Pump sendiri adalah proyek energi terbarukan yang digagas oleh Hivos yang bekerjasama dengan Yayasan Sosial Donders untuk pendampingan ke masyarakat, baik dari sisi sosial, ekonomi maupun agama.

Cara kerja Solar Water Pump berdaya 1500 Watt ini dilakukan dengan memompa air sungai untuk kepentingan irigasi dengan memakai tenaga sinar matahari yang mampu memberikan debit air 50 meter kubik/hari yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pengairan bagi lahan tanaman warga. Berkat pendidikan dan pendampingan dari Donders, kegiatan pertanian dilakukan secara organik dengan memanfaatkan pupuk alami dari kompos tanaman maupun ampas biogas.

Perubahan Perilaku dan Kebiasaan

Menurut Pater Mikael, setelah tim Ekspedisi kembali ke tempat asal mereka masing-masing, warga desa akan mengambil banyak pelajaran dari kedatangan tim tersebut.

“Dalam prediksi saya, biasanya setelah tim ini pulang, masyarakat akan mengalami yang namanya lompatan energi yang artinya ada semangat baru dalam pikiran mereka. Mereka akan kumpul dan mulai bertanya kenapa orang Belanda dan Jakarta mau datang jauh-jauh mengunjungi kita. Di sana lah nanti kita mulai masuk untuk mendampingi pikiran-pikiran positif membangun yang datang dalam semangat mereka. Tim ini sangat berguna sebagai jembatan antara kita dan mereka,” tambah Pastor Mikael.

Top