Urban Futures Uji Cara Efektif Kurangi Sampah Makanan di Bandung

Reading time: 2 menit
WRI Indonesia bersama Advislab memulai uji coba intervensi berbasis riset untuk mengurngi sisa pangan dan sampah makanan. Foto: WRI Indonesia
WRI Indonesia bersama Advislab memulai uji coba intervensi berbasis riset untuk mengurngi sisa pangan dan sampah makanan. Foto: WRI Indonesia

Jakarta (Greeners) – Konsorsium World Resourses Institute (WRI) Indonesia bersama Advislab memulai uji coba intervensi berbasis riset untuk mengurangi sisa pangan dan sampah makanan. Riset itu mereka lakukan di RW 07 Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program global Urban Futures. Program tersebut dikelola oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial dengan tujuan membangun sistem pangan perkotaan yang inklusif dan berketahanan iklim. Caranya adalah dengan melibatkan orang muda sebagai agen perubahan.

Uji coba intervensi ini menggunakan pendekatan berbasis perilaku masyarakat. Contohnya, kompetisi antar-RT dalam mengurangi sampah makanan, dan sistem kupon berhadiah untuk memotivasi partisipasi aktif warga. Kemudian, terdapat media edukasi visual, seperti pemasangan poster dan stiker edukasi di lingkungan pemukiman warga.

Kegiatan uji coba berlangsung pada Mei hingga Juli 2025. Uji coba tersebut menyasar sekitar 263 rumah tangga di tujuh RT. Perwakilan pemerintah daerah setempat, tokoh masyarakat, dan karang taruna turut menghadiri kegiatan ini.

Krisis pengelolaan sampah menjadi tantangan struktural Kota Bandung selama bertahun-tahun. Data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung menunjukkan bahwa setiap hari kota ini menghasilkan sekitar 1.594 ton.

BACA JUGA: Bappenas dan WRI Indonesia Bakal Susun Indikator Transisi Energi Berkeadilan

Pada 2022, 44,5% sampah ini terdiri dari sisa pangan dan sampah makanan. Hal ini menjadikan limbah makanan sebagai salah satu jenis sampah terbesar yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Saat ini, TPA ini sudah kelebihan kapasitas yang memicu krisis pengangkutan sampah kota.

β€œKota Bandung menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah makanan. Melalui program Urban Futures, kami tidak hanya ingin mengurangi volume sisa pangan dan sampah makanan, tetapi juga membangun kesadaran dan kebiasaan baru di tingkat rumah tangga,” ujar Manajer Proyek Urban Futures WRI Indonesia, Sri Noor Chalidah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/5).

WRI Indonesia bersama Advislab memulai uji coba intervensi berbasis riset untuk mengurngi sisa pangan dan sampah makanan. Foto: WRI Indonesia

WRI Indonesia bersama Advislab memulai uji coba intervensi berbasis riset untuk mengurngi sisa pangan dan sampah makanan. Foto: WRI Indonesia

Sampah Makanan Capai 540.834 Kilogram

Sebuah riset mendalam oleh tim WRI Indonesia sejak 2024 lalu menemukan fakta bahwa estimasi total sisa pangan dan limbah makanan dari satu RW di Kelurahan Nyengseret bisa mencapai 540.834 kilogram per tahunnya.

Jumlah tersebut menunjukkan potensi besar untuk mendorong inisiasi masyarakat dalam upaya pengelolaan limbah pangan yang lebih baik. Urban Futures pun percaya bahwa transformasi perkotaan masa depan harus dimulai dari ketahanan pangan dan kesadaran lingkungan di tingkat rumah tangga.

BACA JUGA: WRI Indonesia: Kebijakan Satu Peta Perlu Keterbukaan Berbagai Pihak

β€œKolaborasi kami merupakan bukti bahwa perubahan besar dimulai dengan keberanian untuk mencoba bersama mengurangi sisa pangan dan sampah makanan dari tingkat rumah tangga hingga ke TPA,” kata Regional Coordinator program Urban Futures Indonesia dari Yayasan Humanis, dan Inovasi Sosial, Laily Himayati.

Hal ini juga mencerminkan bagaimana setiap individu memperlakukan pangan. Mulai dari merencanakan belanja, membeli sesuai kebutuhan, memasak, mengonsumsi, hingga bagaimana menyisakan dan mengelola sisa makanan.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top