Banjir Bandang Terjang Satu Desa di Malang, Satu Tewas

Reading time: 2 menit

Malang  (Greeners) – Bencana alam berupa banjir bandang menerjang Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (9/7/2013) malam. Banjir terjadi mulai pukul 20.00 WIB hingga Rabu (10/7) dini hari air baru mulai surut. Ketinggian air mencapai 1-2 meter dan menenggelamkan ratusan rumah serta menghanyutkan ratusan hewan ternak.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malang Menyebutkan, total ada 847 keluarga dari 2.928 keluarga di Desa Sitiarjo yang menjadi korban banjir bandang. Saat air mulai menggenangi rumah mereka, warga mencari perlindungan di atap rumah, perbukitan, dan mengungsi di tempat yang lebih tinggi.

Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Malang, Bagyo Setyono, mengatakan, seorang warga bernama Ngatinah (80) meninggal dunia karena terseret arus air. Ngatinah memang sedang sakit dan saat itu berbaring di atas kasurnya. Ia terseret sejauh 25 meter dan tersangkut di atas pohon saat banjir menerjang rumahnya.

Hingga Rabu siang, hujan masih mengguyur kawasan Sitiarjo dan sekitarnya. PMI Malang juga telah membuka dapur umum di belakang gedung GKJW. Petugas TNI, Polri, Tim SAR gabungan dari SAR Mahameru dan Tagana Basarnas (Taruna Siaga Bencana Badan SAR Nasional), serta relawan lainnya bersama warga sejak pagi tadi bahu-membahu membersihakn sampah dan batang pohon pisang yang berserakan di jalanan dan halaman rumah warga.

Menurut cerita Sriani (42) warga yang rumahnya berjarak beberapa meter dari sungai mengatakan, air meluap dan menerjang apa saja yang didepannya. Ia kemudian menyelematkan diri bersama keluarganya di atas atap rumahnya. Namun, hewan-hewan ternaknya tak bisa terselamatkan dan turut hanyut bersama derasnya arus air. “Tiga ekor kambing sisa banjir tahun 2003 dan  2010 sudah habis sekarang,” katanya saat akan menuju rumahnya dengan membawa ember air bersih, Rabu (10/9/2013).

Bersamaan dengan Sriani, tiga orang tetangganya juga hampir pingsan saat banjir terjadi, Sutris, Bili, Yadi, yang naik kandang hewan ternak hanyut beberapa saat sebelum akhirnya naik pohon kelapa. Karena kecapekan, ketiga tetangganya tadi hampir pingsan. Mereka kemudian ditolong warga lainnya dan ditarik ke tempat aman.

Selain merusak, bangunan, irigasi, jalan, serta pasar, banjir bandang juga meluluhlantakkan sawah seluas 166 hektare dan perkebunan pisang seluas 145 hektare. Selain itu, ratusan hewan ternak juga hanyut dan hanya beberapa saja yang bisa selamat.

Banjir bandang di Desa Sitiarjo datangnya memang seperti musiman. Greeners mencatat, sudah beberapa kali banjir bandang terjadi di wilayah ini. Setiap kali terjadi banjir bandang, hampir bisa dipastikan dampak dan volume air selalu paling besar kejadian yang terakhir. Seperti yang terjadi Selasa kemarin, pengakuan Pak Sikam, mantan ketua RW 15, banjir kali ini merupakan banjir terbesar dari sebelumnya tahun April 2010, November 2003, dan tahun 1997, dan 1985. “Banjir kali ini yang terparah kerusakannya,” katanya.

Kawasan Desa Sitiarjo memang dilalui sungai besar yang muaranya ke arah laut selatan. Desa ini juga berada di lembah dan dikelilingi perbukitan yang sudah tidak banyak lagi pepohonannya. Banyak hutan beralih fungsi menjadi sawah dan kebun-kebun. Jika hujan turun dengan lebat, sementara air sungai tidak bisa mengalir karena air laut pasang, maka luapan air sungai dipastikan menerjang desa, ditambah air yang turun dari perbukitan. (G17)

Top