BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Terjadi di Berbagai Wilayah Indonesia

Reading time: 2 menit
Foto: Arief Muslimin/flickr.com

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar terus waspada terhadap potensi hujan lebat yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Dr. Yunus S. Swarinoto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, mengatakan, saat ini perkembangan kondisi dinamika atmosfer wilayah Indonesia menunjukkan adanya indikasi potensi kejadian hujan lebat dalam beberapa hari ke depan, terutama di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek).

“Ini sudah terpantau mulai Rabu sore (24/02/2016) di wilayah utara Jabodetabek intensitas hujan relatif mulai meningkat, sehingga perlu diantisipasi dalam beberapa hari ke depan akumulasi curah hujan juga akan tinggi,” katanya, Jakarta, Jumat (26/02).

Potensi terjadinya hujan lebat ini, lanjut Yunus, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain masih aktifnya monsoon dingin Asia dan adanya tekanan rendah di utara Austalia yang mengakibatkan terbentuknya daerah pertemuan massa udara dan belokan angin di beberapa lokasi di Indonesia termasuk wilayah utara Jakarta.

Selain wilayah Jabodetabek, ia juga mengatakan kalau ada beberapa daerah lain yang juga berpotensi mengalami hujan lebat dalam tiga hari ke depan setelah tanggal 26 Februari 2016. Daerah-daerah tersebut antara lain Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

“Dengan masih tingginya potensi curah hujan di Indonesia, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga terutama di daerah dataran tinggi atau pegunungan untuk mengantisipasi kejadian banjir bandang, lahar dingin, dan tanah longsor serta daerah dataran yang relatif mudah terjadi potensi bencana banjir agar dapat menyiapkan lingkungannya untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi,” himbau Yunus.

Menanggapi imbauan dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman banjir, longsor, dan puting beliung mengingat Februari diprediksi menjadi puncak musim hujan 2015/2016.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, peluang hujan dengan intensitas tinggi dan sangat tinggi tersebut masih dapat terjadi, khususnya di sebagian Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

“Potensi ancaman banjir, longsor, dan puting beliung di daerah-daerah tersebut cukup tinggi. Namun bukan berarti daerah lain aman dari ancaman bencana hidrometerologi, meski hujan lokal akan lebih berperan yang menyebabkan bencana di sana,” katanya.

Ia mengatakan hujan merupakan pemicu terjadinya banjir dan longsor. Namun faktor yang paling berperan menyebabkan banjir dan longsor adalah faktor antropogenik atau pengaruh ulah manusia.

Sebagai informasi, Sutopo menjelaskan, hingga 12 Februari 2016 telah terjadi bencana banjir, longsor, dan puting beliung di 290 kabupaten/kota di Indonesia. Bencana ini menyebabkan 45 orang meninggal dunia, 48 orang luka-luka, hampir satu juta jiwa mengungsi, dan ribuan rumah rusak.

Dalam periode yang sama, yaitu tanggal 1 Januari hingga 12 Februari 2016, terdata 122 kejadian banjir melanda di 23 provinsi yang menimbulkan 14 orang tewas, lebih dari 946.000 jiwa mengungsi, 1.767 rumah rusak, puluhan ribu rumah terendam banjir, dan 281 fasilitas umum rusak.

Begitu pula longsor yang terjadi 65 kali di 12 provinsi yang menyebabkan 29 orang meninggal, 11 orang luka, 1.319 orang mengungsi dan 387 rumah rusak. Puting beliung terjadi 103 kali di 17 provinsi yang menyebabkan dua orang meninggal dunia, 34 orang luka, 779 jiwa mengungsi, dan 1.660 rumah mengalami rusak.

Penulis: Danny Kosasih

Top