BPOM: Mutu Pangan Indonesia Ranking 74 dari 109 Negara

Reading time: 2 menit
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa mengatakan bahwa pemberlakuan ASEAN community, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih aktif sekaligus menjadi tantangan dalam menghadapi arus keluar masuk produk khususnya pangan, jasa, maupun SDM dalam kaitannya dengan peningkatan keamanan pangan di tingkat nasional serta regional.

Menurut Global Food Security Index tahun 2015 yang secara rutin dipublikasikan oleh The Economist Intelligence Unit, mutu dan keamanan pangan Indonesia berada pada ranking ke-74 dari 109 negara atau posisi ke-6 dari 8 negara ASEAN. Roy menjelaskan produksi pangan yang aman dan berkualitas ini, katanya, dapat meningkatkan nilai ekonomi dan penurunan kemiskinan (poverty reduction).

Dalam sambutannya saat membuka Bulan Keamanan Pangan Nasional 2016, Roy juga menyampaikan bahwa pangan yang aman dan bermutu merupakan salah satu kebutuhan esensial yang berpengaruh besar bagi kesehatan manusia. World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 200 jenis penyakit dapat timbul akibat mengonsumsi pangan yang tidak sehat.

“Salah satu penyakit akibat pangan adalah diabetes, yaitu suatu kondisi ketidakmampuan tubuh memetabolisme glukosa (gula) yang diasup oleh tubuh, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi,” jelas Roy, Jakarta, Senin (09/05).

Sebagai informasi, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia 2016 (World Health Day 2016) yang jatuh pada tanggal 7 April 2016, Badan POM turut berpartisipasi aktif menyelenggarakan kegiatan Bulan Keamanan Pangan Nasional dengan mengangkat tema “Pangan Aman Investasi Masa Depan.”

Kegiatan yang berlangsung sejak bulan April hingga Mei 2016 ini bertujuan meningkatkan budaya keamanan pangan di kalangan masyarakat sehingga setiap individu diharapkan dapat secara mandiri memastikan bahwa pangan yang dikonsumsi selalu aman.

Rangkaian acara di Bulan Keamanan Pangan Nasional diawali dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Badan POM dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan joint center berupa Pusat Kajian Kebijakan Keamanan Pangan (PK3P). Tujuan dikembangkannya joint center tersebut adalah meningkatkan kesehatan masyarakat serta daya saing produk pangan Indonesia.

“Hari ini adalah puncak acara peluncuran Bulan Keamanan Pangan. Saya ingin jejaring promosi keamanan pangan yang melibatkan anggota jejaring keamanan pangan terpadu ini mampu menjadi sarana komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif bagi pelaku usaha pangan dan masyarakat sehingga pemahaman akan prinsip-prinsip keamanan pangan lebih mendalam. Dengan demikian, praktik keamanan pangan yang baik dapat secara konsisten diterapkan mulai dari tingkat individu hingga industri untuk menjamin tersedianya pangan yang aman, bermutu dan bergizi di Indonesia,” tutup Roy.

Penulis: Danny Kosasih

Top