IKAPPI: Kenaikan Harga Bahan Pokok Bukan Semata Karena Pedagang

Reading time: < 1 menit
Pasar tradisional Lombok. Foto: homeiswhereyourbagis.com

Jakarta (Greeners) – Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) menyesalkan pernyataan Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sputnik Sujono Kamino, yang mengatakan bahwa kenaikan harga beberapa barang kebutuhan terjadi bukan semata-mata dipengaruhi oleh gangguan pada sisi suplai alias ketersediaan pasokan, namun juga karena ulah pedagang yang melakukan aksi ambil untung dengan memanfaatkan hari-hari besar.

Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Sputnik tersebut merupakan pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Menurutnya, Kementerian Pertanian justru tidak mampu memperbaiki manajemen sektor hulu produksi pangan.

“Pedagang pasar itu sektor hilir dan pedagang pasar bukan satu-satunya penentu harga. Disana ada petani dan tengkulak. Harga yang diterima pedagang di pasar memang sudah tinggi. Apakah lantas kami harus menjual dengan harga yang lebih rendah dari harga yang kami beli dari para pemasok?” tuturya kepada Greeners, Jakarta, Minggu (27/12).

IKAPPI, lanjutnya, telah berulang kali mengingatkan kepada pemerintah untuk memperbaiki koordinasi dan jalur distribusi. Ia juga menyayangkan sikap pemerintah yang lambat menangani fenomena kenaikan harga ini.

“Situasi seperti ini harusnya bisa di antisipasi jauh-jauh hari sehingga tidak terkesan pemerintah kaget dengan situasi yang ada lalu dengan gampangnya menyalahkan pedagang pasar. Kenaikan harga cabai dan bawang merah kan sudah terjadi sejak lebih dari sepekan yang lalu. Mengapa Kementan baru mengunjungi pasar induk untuk menanyakan kenaikan harga? Lantas apa yang mereka lakukan seminggu kebelakang?” pungkasnya.

Abdullah meminta agar semua pihak, dalam hal ini Kementrian Pertanian, Kementrian Perhubungan, Polri dan Kementrian Perdagangan, agar bisa duduk bersama untuk mengatasi situasi kenaikan harga tersebut.

Penulis: Danny Kosasih

Top