Beragam jenis flora yang melimpah merupakan bagian dari kekayaan hayati di Indonesia. Dengan potensi tersebut, Indonesia bisa mendukung ekosistem hortikultura atau seni bercocok tanam.
Jakarta (Greeners) – Pakar tanaman hias, Gregori Garnadi Hambali, menilai eksplorasi jenis tanaman hias di Indonesia bisa memberi keuntungan ekonomi yang lebih maksimal. Menurutnya, penilaian terhadap tanaman hias tidak hanya sekadar pada bentuk daun saja. Aspek-aspek lain seperti bentuk dan warna bunga bisa menjadi bagian yang berpengaruh terhadap nilai suatu tanaman hias.
“(Aspek lain) ini belum tergarap sepenuhnya. Ini jadi peluang agar orang-orang yang memiliki kegiatan hortikultura bisa menelaahnya,” ujar Gregori saat menjadi pembicara di acara Plant Talk, Sabtu, (19/12/2020).
Ekosistem Hortikultura Perlu Pastikan Akses dan Ketersediaan
Gregori menyebut tantangan eksplorasi tanaman di Indonesia yaitu dari segi akses. Terbatasnya akses ke daerah menghambat penemuan keanekaragaman jenis tanaman baru.
Padahal, jenis tanaman baru sangat penting untuk memperkaya potensi keanekaragaman tanaman sekaligus jadi bahan untuk penelitian dan pengembangan lanjutan.
Selain itu, kata dia, aspek ketersediaan melalui aktivitas budi daya sangat penting untuk menjaga nilai ekonomi dalam ekosistem hortikultura. Gregori berpesan ketersediaan aneka jenis dan jumlah tanaman hias merupakan poin paling penting. Menurutnya, jika sudah tersedia, para peminat dan pembeli akan datang dengan sendirinya.
“Meski awalnya kita punya satu (jenis), kita perbanyak dulu jumlahnya agar memadai. Dengan begitu kita mendapatkan keuntungan lebih maksimal sehingga semua jenis memiliki keefektivan yang tinggi. Kalau jumlahnya cukup akan membuat pasar jadi bergairah,” jelasnya.
Indonesian Aroid Society: Keanekaragaman Hayati, Daya Saing Tanaman Hias dalam Negeri
Sementara itu, Chairman of Indonesian Aroid Society (IAS), Ery Erlangga, berharap Indonesia harus jadi basis tanaman hias dunia. Harapan tersebut juga menjadi visi IAS terutama untuk jenis tanaman tropis endemik lokal. Menurut Ery, untuk mewujudkan hal tersebut para pihak penyuka tanaman hias, terutama jenis Aroid, perlu menyatukan diri dalam satu wadah agar bisa saling mendukung.
Terkait eksplorasi ekosistem hortikultura di Indonesia, Ery menyebut salah satu langkah pentingnya adalah terkait pendataan. Menurutnya, perlu ada pemutakhiran data tanaman dari yang ada saat ini. Keanekaragaman jenis tersebut, lanjut dia, bisa menjadi daya saing tanaman hias Indonesia dari negara-negara lain.
“Aroid dari Indonesia harganya belum bisa menyaingi dari South America seperti Monstera dan lainnya. Padahal kita punya juga (tanaman) yang bagus-bagus,” ucapnya.
Baca juga: DLH Jakarta Tangani 1.231 Kilogram Limbah Masker Bekas Warga
Indonesian Aroid Society Dorong Penguatan Regulasi dan Standardisasi Tanaman Hias
Ery menyatakan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem tanaman hias, perlu regulasi dan standardisasi karena regulasi sangat penting untuk memudahkan ekspor.
Hal tersebut perlu diikuti standardisasi untuk meminimalisir penolakan dari negara tujuan. IAS, lanjut dia, tengah mempelajari standardisasi yang cocok untuk ekosistem hortikultura di Indonesia.
“Setelah itu, kita akan melakukan advokasi dan mengajarkan orang-orang yang berniat ekspor. Dengan begitu, mereka punya wawasan fundamental yang benar,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Ma’rup
Editor: Ixora Devi