Jakarta Akan Tambah 195,6 Kilometer Lajur Sepeda Baru

Reading time: 2 menit
Pesepeda di Ibu Kota
Warga menggunakan masker saat bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin, beberapa waktu lalu. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan akan melakukan pembangunan lajur sepeda sepanjang 195,6 kilometer pada tahun 2022. Sebanyak 20 titik ruas penambahan itu bentuk komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk pengguna sepeda.

Saat ini DKI Jakarta telah memiliki lajur sepeda sepanjang 97,7 kilometer. Jika pembangunan lajur baru tahun ini lancar maka Jakarta akan memiliki 293,37 kilometer lajur sepeda.

Perwakilan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Ciptaghani Antasaputra menyatakan, penambahan jumlah lajur sepeda hendaknya diikuti dengan pengawasan keberlanjutan, baik lajur dan para pengguna sepeda.

Para pesepeda, sambung dia merupakan kelompok rentan yang sama dengan pejalan kaki. Sebanyak 90 persen pembagian ruang jalan didominasi kendaraan bermotor. Sedangkan 10 persennya untuk trotoar.

“Sudah selayaknya perlakuan kelompok pesepeda dan pejalan kaki ini dibuat secara khusus agar memiliki ruang yang adil bersama kelompok kendaraan bermotor di jalan raya,” katanya dalam Forum Group Discussion Perencanaan Lajur Sepeda Tahun Anggaran 2022 DKI Jakarta, Kamis (23/6).

Lajur Sepeda Perlu Mendapat Perhatian Khusus

Menurut Ghani, pengguna sepeda bukan sekadar kelompok yang secara profesional melakukan kegiatan sepeda. Akan tetapi, juga kelompok yang menggunakan sepeda sebagai bagian menunjang segala aktivitas dan pekerjaan. Oleh karenanya, pengguna sepeda perlu mendapat pelayanan inklusif.

Misalnya, dengan memastikan lajur ini terkoneksi dan tak terputus, aman dan terproteksi. Termasuk di lajur persimpangan jalan. Begitu pula sebaiknya ada penyebrangan dan fase khusus untuk pesepeda.

“Fase khususnya pun harus diatur ulang. Seperti fase belok kiri langsung yang membuat pesepeda dan pejalan kaki tak bisa menyeberang. Ini bisa memicu konflik yang membahayakan,” ucapnya.

Ia juga menekankan agar Pemprov DKI Jakarta mencermati jalan-jalan yang rawan konflik dengan lajur sepeda. Misalnya, Jl Yos Sudarso, terdapat jalan tol yang melintasi persimpangan. Begitu pula dengan rute-rute memutar yang kerap kali membuat para pengguna sepeda harus memutar lebih jauh.

“Inilah momen yang tepat agar Pemprov tak sekadar membuat lajur sepeda saja. Tapi juga memperhatikan konflik-konflik antara lajur sepeda di jalan raya yang harus menjadi perhatian lebih,” paparnya.

Ghani menyebut, dengan adanya jalan yang sempit maka trafic kendaraan akan menjadi tinggi. Namun, mengacu pada Litman (2001), sejatinya penambahan ruas jalan akan turut menambah peningkatan jumlah pengguna kendaraan bermotor.

Penutupan Ruas Jalan Turunkan Volume Kendaraan

Artinya, tambahnya akan ada titik keseimbangan antara kapasitas dan volume kendaraan. Hal sebaliknya, bila ada penutupan ruas jalan maka berkontribusi menurunkan volume kendaraan.

Kondisi ini secara jangka pendek memang membuat kemacetan terjadi di mana-mana. Namun, Ghani optimis hal ini akan memacu masyarakat untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda.

“Misalnya di London, 17 persen ruas jalan pemukiman ditutup untuk kendaraan bermotor maka terjadi 40 persen penurunan volume kendaraan bermotor. Demikian terjadi di Paris penutupan ruas jalan berkontribusi 5 persen penurunan volume kendaraan bermotor,” paparnya.

Sementara itu Ketua Bike To Work (B2W) Indonesia Fahmi Saimima mengungkapkan, paradigma jalan raya sebagai ruang demokrasi bagi siapa saja perlu digabungkan kembali agar tak menjadi monopoli bagi kendaraan bermotor.

“Sebab paradigma jalan raya sebagai ruang paling demokrasi sebagai bagian peradaban kita di masa lampau,” katanya.

Konsultan perencana PT Panca Pilar Utama Nugraha menyatakan pembangunan ruas lajur sepeda akan mempertimbangkan volume dan kecepatan kendaraan. Hal ini untuk antisipasi kemacetan.

“Berdasarkan analisis kami sebagian besar lajur kendaraan masuk dalam tipe A, lajur sepeda terproteksi,” imbuhnya.

Nugraha memastikan akan ada perlengkapan keselamatan lajur khusus pesepeda ini. Seperti penyediaan stick cone, marka menerus untuk ruas jalan yang terproteksi. Selain itu juga rambu khusus, serta marka putus-putus (untuk ruas jalan yang memiliki label berbagi).

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor: Ari Rikin

Top