Kebun Raya Bukan Hanya Tempat Konservasi

Reading time: 2 menit
kebun raya
Wakil Bendahara Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Karen Tambayong. Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – Berdasarkan Perpres Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya disebutkan bahwa Kebun Raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut. Disebutkan pula bahwa tujuan adanya Kebun Raya adalah untuk kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan. Meski demikian, Wakil Bendahara Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Karen Tambayong menyatakan bahwa Kebun Raya juga memberikan manfaat bagi kesehatan manusia.

“Diperkirakan pada tahun 2050 sebesar 70 persen dari populasi dunia akan tinggal di perkotaan. Dampaknya sumber daya alam akan berkurang dan akan timbul lebih banyak penyakit. Saat ini saja kota metropolitan memiliki lebih dari 11 juta penduduk. Ruang hijau sekarang menjadi ruang yang sangat dibutuhkan dan ruang hijau ini salah satunya adalah Kebun Raya,” kata Karena dalam acara Media Gathering Jaga Bhumi 2018 di Jakarta, Kamis (15/03/2018).

BACA JUGA: Aksi Edukasi Lingkungan Gerakan Jaga Bhumi ‘Jaga Wiyata’ Digelar di Empat Provinsi

Menurut Karen, fungsi kesehatan dari Kebun Raya antara lain meningkatkan relaksasi, mengurangi stress dan depresi, mengurangi kecemasan dan ketakutan, meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan interaksi sosial, hingga dapat megurangi tingkat kematian.

“Berdasarkan data dari Hartig (2014), berinteraksi dengan alam memberikan efek psikologis restoratif yang berarti alam bisa menyembuhkan kita dari berbagai penyakit karena mengeluarkan zat phytoncide, semacam minyak atau air yang kalau dihirup akan meningkatkan imunitas kita,” ucap Karen.

BACA JUGA: Kebun Raya Bukan Hanya Lahan Penelitian Semata

Selain itu, berinteraksi dengan alam juga dapat memberi efek positif bagi orang-orang yang memiliki tingkat stress tinggi, termasuk juga bagi anak-anak.

“Anak-anak sekarang banyak yang mengalami Nature Deficit Disorder (NDD). Mereka kurang berinteraksi dengan alam terbuka yang berakibat terhambatnya perkembangan fisik, mental, dan akademis. Oleh karena itu kita perlu mengajak generasi muda untuk berinteraksi dengan alam agar mereka berperilaku lebih positif dan pro lingkungan,” kata Karen.

Dalam acara yang sama, Wakil Ketua II Yayasan Kebun Raya Indonesia Sonny Keraf mengatakan, Kebun Raya saat ini penggunaannya sudah semakin luas. Kebun Raya kini tidak hanya sebagai tempat konservasi namun juga memiliki fungsi sosial dimana warga kota dapat datang ke sana untuk menemukan ketenangan batin diantara kepenatan kota.

Penulis: Dewi Purningsih

Top