Nasib Elang Bondol di Tengah Polemik Reklamasi Teluk Jakarta

Reading time: 2 menit
Elang Bondol. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Proyek reklamasi 17 pulau di teluk Jakarta dikhawatirkan akan mengganggu habitat elang bondol. Saat ini satwa yang menjadi maskot DKI Jakarta tersebut hanya berjumlah 39 ekor.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tachrir Fathoni mengatakan bahwa reklamasi teluk Jakarta pasti akan berdampak terhadap banyak hal, termasuk keberlangsungan ekosistem elang bondol.

“Makanya Analisis Dampak Lingkungannya (Amdal) harus jelas apa saja dampak-dampak yang akan terjadi pada proyek tersebut,” kata Tachrir saat ditemui di Pulau Pramuka, Jakarta, Minggu (10/04).

Oleh karena itu, lanjutnya, program penangkaran dan pemeliharaan satwa sangat penting untuk dilakukan. Apalagi, elang bondol adalah satwa khas di Kepulauan Seribu yang menjadi maskot Ibukota.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar melakukan kunjungan ke beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar melakukan kunjungan ke beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Menurut Founder Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Femke Den Haas, seharusnya Amdal reklamasi 17 pulau di teluk Jakarta memperhatikan keberlangsungan segala ekosistem yang ada di wilayah tersebut.

Saat ini wilayah konservasi elang bondol hanya berada di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu. Di pulau ini terdapat kandang-kandang besar untuk melindungi 26 ekor elang bondol, 10 ekor elang laut, dan satu ekor elang ikan kepala abu.

“Pembangunan reklamasi teluk Jakarta jelas akan mengganggu habitat satwa-satwa ini,” tambahnya.

Dampak lain dari reklamasi tersebut antara lain perubahan arus laut, kehilangan ekosistem penting, kenaikan muka air laut yang memungkinkan terjadinya banjir yang semakin parah di wilayah tempat bahan timbunan, sedimentasi, perubahan hidrodinamika yang semuanya harus tertuang dalam analisis dampak lingkungan.

Hal ini terjadi karena kegiatan reklamasi dengan pengurukan tanah akan mengubah kondisi ekologi lingkungan khususnya mangrove dan satwa sekitar yang menghendaki syarat-syarat tertentu terhadap kadar garam, pasang surut air laut dan pelumpuran.

Proyek reklamasi pantai utara Jakarta ini akan menimbun laut Teluk Jakarta seluas 2700 hektare. Batas wilayah reklamasi yaitu dari batas wilayah Tangerang sampai dengan Bekasi yang dibagi menjadi 3 kawasan yaitu west zone (zona barat), central zone (zona tengah), east zone (zona timur).

“Dampak langsungnya terhadap populasi elang bondol ini ya mereka jadi hilang ekosistem dan habitatnya,” jelasnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan bahwa dampak langsung reklamasi 17 pulau di teluk Jakarta memang ada, khususnya untuk populasi elang bondol. Oleh sebab itu, pihaknya akan meresmikan sanctuary atau penangkaran elang bondol yang sudah ada di Pulau Kotok agar keberlangsungan ekosistemnya tetap terjaga.

“Saat ini sudah ada tempat perawatan elang bondol dan beberapa jenis burung lain di Pulau Kotok. Itu nanti akan diresmikan dan dikuatkan kewenangannya. Apalagi dengan bantuan banyak komunitas pecinta burung juga yang membantu kita,” tutupnya.

Sebagai informasi, Kunjungan Menteri LHK Siti Nurbaya ke beberapa pulau di Kepulauan Seribu adalah untuk meninjau kesiapan lokasi tersebut dalam menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo tanggal 14 April 2016 mendatang.

Nantinya, dalam rangka memperingati Hari Rimbawan dan Hari Hutan Internasional, Joko Widodo akan melepaskan beberapa satwa seperti burung dan penyu. Selain itu, bersama masyarakat, ia juga akan melakukan penanaman mangrove dan koral.

Penulis: Danny Kosasih

Top