Sungai Pelayaran Sidoarjo Tercemar Sampah Plastik dan Popok

Reading time: 2 menit
Sampah plastik dan popok sekali pakai menggenangi Sungai Pelayaran. Foto: KANSAS
Sampah plastik dan popok sekali pakai menggenangi Sungai Pelayaran. Foto: KANSAS

Jakarta (Greeners) – Komunitas Kawan Sungai Sidoarjo (KANSAS) menemukan kumpulan sampah plastik dan popok sekali pakai di aliran Sungai Pelayaran, Kabupaten Sidoarjo. Temuan ini berdasarkan brand audit, observasi, dan wawancara oleh tim pada 6 September 2023 lalu.

Fakta lapangan membuktikan kondisi sampah yang menumpuk telah menyumbat seluruh aliran Sungai Pelayaran di wilayah Desa Tawangsari, Kabupaten Sidoarjo.

Hasil temuan dari brand audit dengan melakukan audit karakteristik, jenis plastik, dan merek brand menunjukkan ada sekitar 278 bagian sampah plastik. Plastik tersebut paling banyak kemasan plastik (single layer dan multilayer “sachet”) yang berasal dari perusahaan makanan dan minuman, plastik tanpa brand (unbrand), serta popok sekali pakai.

BACA JUGA: 51 % Sumber Pencemar Sungai Indonesia dari Limbah dan Sampah

Menanggapi temuan tersebut, Komunitas KANSAS pada Jumat (13/10) mengambil langkah serius dengan mengirimkan surat Pengaduan Kerusakan Sungai Pelayaran kepada Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sidoarjo. Pengiriman surat tersebut merupakan salah satu upaya Komunitas KANSAS untuk menjaga kelestarian sungai.

Banyak Warga Buang Sampah di Sungai Pelayaran

Humas Komunitas KANSAS, Salwa Yasmin mengatakan kumpulan sampah yang mencemari sungai tersebut merupakan sampah yang sudah tertimbun lama. Sehingga, sampah tersebut menumpuk di Sungai Pelayaran.

“Kami melihat dan mewawancarai warga lokal dari desa sebelah (Krembangan) bahwa mereka juga terkadang membuang sampah ke sungai. Biasanya, warga yang mengambil sampah lama tidak diambil menimbulkan bau dan sampai berbelatung. Akhirnya, mereka buang sampah di sungai. Kemudian, di sini yang menjadi korban adalah warga Desa Tawangsari,” ungkap Salwa kepada Greeners, Senin (16/10).

Selain itu, warga yang lewat dengan mengendarai sepeda pun sering kali membuang sampah langsung ke sungai tersebut.

“Sepertinya itu warga asing, biasanya bisa dilihat kalau sampah lama itu sampai mumbul. Kalau sampah baru itu karena aktivitas pembuangan sampah orang-orang sendiri,” tambah Salwa.

Sampah plastik dan popok sekali pakai menggenangi Sungai Pelayaran. Foto: KANSAS

Sampah plastik dan popok sekali pakai menggenangi Sungai Pelayaran. Foto: KANSAS

Komunitas KANSAS Desak Dinas PU Bina Marga

Dalam surat terkait laporan tercemarnya Sungai Pelayaran, Komunitas KANSAS mendesak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sidoarjo untuk segera bertindak. Misalnya, pembersihan dan pengangkutan sampah yang menyumbat menutup badan air Sungai Pelayaran.

“Surat itu juga berdasarkan keresahan masyarakat Tawangsari yang mengeluhkan bau tak sedap akibat sampah yang menumpuk di badan air. Selain itu, warga juga mengeluhkan air tanah yang berbau ketika digunakan,” imbuh Salwa.

Berdasarkan keterangan warga Desa Tawangsari, hampir dua bulan sampah tersebut menumpuk di Sungai Pelayaran. Biasanya sampah itu dibersihkan, namun saat ini belum ada upaya cepat dari pemerintah dalam membersihkan sampah-sampah tersebut.

Brand Audit Bantu Identifikasi Sampah

Sementara itu, dalam upaya melestarikan sungai, Komunitas KANSAS juga terus melakukan aktivitas brand audit untuk membantu identifikasi sampah. Aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui darimana asal sampah-sampah ini.

“Misalnya, apakah sampah tersebut dari sampah rumah tangga? Ini juga untuk mengetahui banyaknya brand sampah yang sering digunakan,” kata Salwa.

BACA JUGA: Susur Sungai dan Pungut Sampah Bersama Khatulistiwa Respon Tim

Salwa menambahkan, pihaknya juga berharap setelah pengiriman surat, pemerintah segera melakukan pembersihan berdasarkan data-data yang sudah mereka berikan. Khusususnya, agar Dinas PU Sidoarjo mengambil langkah konkret dalam menjaga lingkungan Sungai Pelayaran untuk generasi mendatang.

“Pengiriman surat ini menjadi langkah awal dalam membantu masyarakat Desa Tawangsari untuk mendapatkan haknya, yakni sungai yang bersih,” tambah Koordinator Komunitas KANSAS, Isa Darwisy.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top