Tantangan Membumikan Pangan Laut Indonesia

Reading time: 3 menit
Tantangan Membumikan Pangan Laut Indonesia
Foto : shutterstock

Jakarta (Greeners) – Konsumsi pangan laut utamanya ikan dalam negeri harus terus ditingkatkan. Banyak hambatan dialami dalam upaya peningkatan tersebut. Padahal pangan laut memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia.

Topik diatas dibahas pada diskusi panel bertajuk “Sumber Pangan Laut Indonesia” dalam rangkaian SDGs Annual Confrence 2019, Selasa (8/10/2019). Diskusi dihadiri perwakilan Bappenas, akademisi, dan praktisi terkait.

Sumber pangan laut Indonesia memiliki potensi besar mengingat Indonesia memiliki luas wilayah laut yang luas. Sayangnya terdapat hambatan bagi masyarakat dalam mengonsumsi ikan, mulai dari hambatan distribusi hingga bagaimana membumikan budaya memakan ikan di Indonesia.

BACA JUGA : IYMDS 2019, 50 Pemuda Dari Seluruh Indonesia Siapkan Aksi Nyata Untuk Laut Indonesia

“Banyak hambatan dari konsumsi ikan itu. Mulai hambatan budaya sampai persoalan pasokan dan harga. Nah, harga kan kelihatan sekali tadi bahwa harga ikan hanya, ya hanya beberapa jenis ikan saja yang murah sedangkan sebagian besar jenis ikan kan relatif mahal tapi kita semua paham bahwa ikan yang kandungan omega tiganya tinggi itu baik untuk kesehatan “ Ungkap Drajad Martianto, Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB).

Data produksi ikan nasional menunjukan tren peningkatan tiap tahunnya. Tahun ini saja sudah 14,84 juta ton ikan diproduksi, angka tersebut tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sayangnya produksi tersebut belum menyebar secara merata di Indonesia. Drajad berharap pemerintah bisa segera meningkatkan akses fisik distribusi ikan dari wilayah Timur Indonesia.

“Artinya, produk kita terutama kalau bicara ikan laut kan di derah Timur, sementara konsumennya banyak yang di daerah Barat berarti sistem logistik ikan, rantai pasok itu harus kita perbaiki. Yang kedua adalah bagaimana  menjaga stabilitas harga ikan atau kalau bisa menurunkan harga ikan melalui supplainya dengan melakukan budidaya ikan laut” Ujar pria yang ditemui Greeners.co selepas acara diskusi.

Tantangan Membumikan Pangan Laut

Suasana diskusi sumber pangan laut dalam SDGs Annual Confrence 2019, Selasa (8/10/2019), di Hotel Firmont Jakarta. Foto : www.greeners.co/M. Fariansyah

Selain faktor fisik, hambatan meningkatkan konsumsi ikan adalah bagaimana membumikan pangan laut. Masyarakat harus mulai menyadari besarnya manfaat ikan dan menciptakan budaya untuk konsumsi ikan secara rutin. Menurut  Drajat, anak harus dikenalkan dengan sumber pangan laut sedari  dalam kandungan.

“Bagaimana mengenalkan konsumsi ikan pada mereka maka kampanye ikan sejak dini, bahkan sejak mulai dari ibu hamil supaya ibu hamil terbiasa secara psikologis dan ketika melahirkan pun anaknya sudah terbiasa untuk mengonsumsi ikan” imbuh Drajad.

Selain itu, cara memasak ikan juga harus diperhatikan oleh masyarakat. Akedemisi Gizi Universitas Hasanuddin Makassar Abdul Razak Thaha menyarankan masyarakat untuk  memilih cara memasak ikan dengan diasap atau dibakar untuk mendapatkan hasil yang baik. Dalam presentasinya Razak juga menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi pangan laut satu atau dua kali per minggu.

BACA JUGA : LIPI: Potensi Kekayaan Laut Indonesia Senilai Rp1.772 Triliun

Membumikan konsumsi pangan laut juga dapat dilakukan dengan membaca arah pasar dan gaya hidup masyarakat  Kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi makanan cepat saji bisa menjadi celah untuk membumikan pangan laut. Caranya dengan membuat pangan laut bisa bersaing dengan olahan makanan hewani yang marak dikonsumsi masyarakat seperti chicken nugget.

“Dulu kita itu tidak pernah mengenalkan fish and chip sekarang ada fish and chip, orang merasa enak makan itu kenapa, karena dia udah biasa makan chicken nugget walau ini cuma ikan. Itu salah satu contoh bagaimana teknologi dimanfaatkan betul supaya orang mengonsumsi ikan. Meskipun mungkin itu bentuknya sudah tidak ikan lagi tapi olahan-olahan” pungkas Drajat.

Membumikan kebiasaan konsumsi ikan laut merupakan tantangan yang dihadapi semua pihak. Jangan sampai pangan laut yang memiliki  banyak manfaat malah tersisihkan dari sumber pangan lainnya.

Penulis : Mohammad Fariansyah

 

Top