World Wildlife Day 2023 Kolaborasi Selamatkan 1 Juta Spesies

Reading time: 2 menit
Satwa liar punya penting penting dalam kehidupan. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Peringatan World Wildlife Day pada 3 Maret lalu mengingatkan dunia untuk meningkatkan perlindungan satwa liar di seluruh dunia. Satu juta spesies perlu dunia lindungi dari ancaman kepunahan.

Pada peringatan ke-50 tahun ini, World Wildlife Day 2023 bertema Partnerships for Wildlife Conservation. Melansir UN News, peringatan World Wildlife Day 2023 menekankan pentingnya kolaborasi.

Para pemimpin di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan tindakan yang lebih berani dan berkolaborasi melindungi punahnya hewan dan tumbuhan.

“Satu juta spesies terhuyung-huyung di ambang kepunahan, karena perusakan habitat, polusi bahan bakar fosil, dan krisis iklim yang memburuk. Kita harus mengakhiri perang terhadap alam ini,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

Menurutnya, pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta harus terlibat dalam kolaborasi tersebut. “Dan kita membutuhkan tindakan yang lebih berani untuk mengurangi emisi, mempercepat energi terbarukan, dan membangun ketahanan iklim,” ungkapnya.

Peran Penting Masyarakat Adat 

Di sisi lain, dalam kolaborasi ini harus menempatkan partisipasi komunitas lokal dan penduduk asli sebagai penjaga keanekaragaman hayati yang paling efektif di dunia.

“Karena jujur saja, masyarakat adat tahu lebih banyak tentang konservasi daripada banyak ilmuwan,” kata Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP) Inger Andersen.

Manajer Kampanye Pesisir dan Laut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Parid Ridwanuddin berpandangan senada. Menurutnya, masyarakat adat telah hidup berdampingan dengan alam sejak tempo dulu.

“Secara tak langsung mereka menjaga keanekaragaman hayati di dalamnya. Oleh karena itu, jaminan masyarakat adat dari pemerintah ini penting,” tegasnya kepada Greeners, Jumat (3/3).

Sayangnya, kehidupan masyarakat adat tak luput dari konflik terutama di wilayah konservasi. Bersamaan dengan itu, perlindungan terhadap mereka pun minim.

“Meski perlindungan masyarakat adat sudah tertuang dalam konstitusi UUD 1945, tapi hingga reformasi tak ada perubahan signifikan,” tandasnya.

Di habitatnya, satwa liar punya peran penting untuk alam dan rantai makanan. Foto: Freepik

World Wildlife Day Ingatkan Peran Satwa Liar

Sementara itu, Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menyatakan peringatan World Wildlife Day 2023 harus menjadi ajang kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi.

“Kolaborasi lintas generasi juga sangat krusial agar tongkat estafet upaya pelestarian satwa liar dan habitatnya bisa mulai kita berikan pada generasi yang lebih muda,” katanya.

Lebih jauh, ia menyebut bahwa setiap makhluk hidup memiliki perannya masing-masing dalam menjaga ekosistem. Demikian pula dengan spesies satwa liar yang memiliki peran strategis di alam.

Sebagai contoh lebah yang ada di dunia memiliki peran sebagai penyerbuk yang memungkinkan bunga tanaman menjadi buah atau kacang-kacangan. Menurut kajian para ahli, lebah memberikan kontribusi sebesar 35 % dari produksi tanaman di dunia.

Demikian juga gajah yang memiliki ruang jelajah yang luas. Hewan pemakan buah-buahan ini akan membaung kotoran setelah berkilo-kilo meter. Saat inilah mereka membantu menyebarkan tumbuhan jauh dari pohon induknya.

Selain itu dengan badannya yang besar dan hidup berkelompok, gajah juga membantu membuka lantai hutan sehingga terkena sinar matahari. Dengan demikian biji pohon hutan yang dorman (tidur) bisa tumbuh berkecambah dengan adanya sinar matahari yang tembus ke lantai hutan.

“Jadi bisa kita bayangkan jika lebah atau gajah hilang dari sebuah ekosistem hutan maka proses-proses regenerasi hutan akan terhambat dan mungkin jenis tanaman hutan tertentu akan punah,” pungkasnya.

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top