Anggrek Si Cantik Alami Penyerap Polutan dan Penat

Reading time: 4 menit
Anggrek Si Cantik Alami Penyerap Polutan dan Penat

Dewasa ini kehidupan telah menuntut kita untuk bergerak serba cepat. Hasilnya, bukan ketenangan yang didapat, melainkan stress, penat, dan lesu yang berkepanjangan. Sebenarnya ada satu trik mudah untuk mengatasi masalah ini. Apakah Anda merasa lebih tenang setelah melakukan liburan ke tempat yang alami? Jika jawabannya adalah ya, berarti tidak ada salahnya untuk membawa sifat-sifat alami ke rumah Anda. Daripada harus menjauh dari kota dan pergi ke pedalaman, mengapa tidak memanfaatkan tanaman hias untuk membantu meredam penat Anda?

Oleh Irma Chantily | Foto oleh Arya Fajar | Artikel ini diterbitkan pada edisi 04 Vol. 2 Tahun 2007

 

Karena keindahannya, manusia selalu menggunakan Anggrek sebagai simbol dari cinta dan kemewahan. Selain itu, bangsa Yunani biasa menganalogikan Anggrek dengan maskulinitas. Pasalnya kata Anggrek, dalam bahasa Inggris adalah Orchid, yang disadur dari bahasa Yunani pada pertengahan abad ke-16. Sadurannya adalah Orchis, yang berarti alat kelamin pria. Sementara itu, pada jaman dulu bangsa Tiongkok percaya bahwa Anggrek merupakan tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh kaisar mereka.

Kemudian, munculnya Anggrek dalam mimpi seseorang dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembutan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Bahkan, pada suatu masa, Anggrek pernah menjadi bahan utama dalam membuat ramuan cinta. Baru pada abad ke-18 mengoleksi Anggrek mulai menjadi kegiatan yang dilakukan di seluruh dunia.

Selain sebagai simbol-simbol dalam kehidupan manusia, Anggrek pun memiliki fungsi nyata. Salah satunya adalah peranannya dalam pengembangan teknik pengobatan yang menggunakan tumbuh-tumbuhan. Selain itu ada juga jenis Anggrek yang bermanfaat sebagai bumbu atau sebagai bahan dasar minyak wangi. Contohnya adalah rasa vanilla pada pembuatan es krim.

Taksonomi Anggrek, Famili Orchidaceae, telah berkembang perlahan namun pasti selama 150 tahun. Menurut Wikipedia, taksonomi Anggrek dimulai pada 1753 oleh Carolus Linnaeus yang menemukan delapan genus. Pada 1789 De Jussieu menemukan bahwa Orchidaceae merupakan jenis famili yang berbeda. Olof Swartz kemudian menemukan 25 genus pada 1800. Langkah selanjutnya diambil oleh John Lindley yang sejak 1830 hingga 1840 menemukan empat subfamili Anggrek. Lindley-lah yang kini dikenal sebagai Bapak Taksonomi Anggrek.

Secara alami, Anggrek hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain. Namun dalam pertumbuhannya, Anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu.  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Anggrek, seperti sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan.

Pada umumnya Anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C.  Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot.  Namun hati-hati, sebab temperatur yang terlampau tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Anggrek.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%.  Kelembaban yang tinggi berfungsi untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, pada malam hari hendaknya kelembaban dijaga agar akar tunas-tunas muda tidak menjadi busuk.

Varietas dari tanaman hias yang digandrungi banyak orang ini sangat beragam. Bahkan hingga hari ini masih dapat ditemukan varietas-varietas baru. Namun jika dilihat dari pola pertumbuhannya, tanaman Anggrek dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu, simpodial dan monopodial.  Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit. Anggrek tipe ini tidak memiliki batang utama, bunga keluar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali Anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari Anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp.,dan Cymbidium sp.  Anggrek tipe simpodial.

Top