Bengkuang, Tanaman Kecantikan dari Alam

Reading time: 2 menit
umbi bengkuang
Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Foto: wikimedia commons

Tanaman satu ini dikenal sebagai salah satu bahan pelengkap dalam rujak atau buah potong. Wanita pun sudah sejak lama memanfaatkan umbi tanaman ini untuk kecantikan. Tanaman yang dimaksud adalah bengkuang (Pachyrhizus erosus).

Bengkuang atau bengkoang atau orang Jawa menyebutnya besusu merupakan tanaman yang masuk ke dalam suku polong-polongan atau Fabaceae. Pada mulanya bengkuang berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan tepatnya di Mexico. Suku Aztec saat itu menggunakan biji tanaman bengkuang sebagai bahan obat-obatan. Kemudian pada abad ke-17, Spanyol menyebarkan tanaman ini ke daerah Filipina sampai akhirnya menyebar ke seluruh Asia dan Pasifik. Tanaman ini masuk ke Indonesia dari Manila melalui Ambon, dan sejak saat itulah bengkuang dibudidayakan diseluruh negeri. 

Bengkuang merupakan tanaman tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5 m. Batangnya menjalar dan membelit dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah. Akarnya dapat mencapai panjang 2 m. Dalam praktik budi daya, tumbuhan ini sering ditanam di sela-sela tanaman lada. Hal ini dikarenakan akar tanaman bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium (genus bakteri tanah) yang dapat mengikat nitrogen dari udara.

umbi bengkuang

Kiri: umbi bengkuang yang telah dipanen. Kanan: bengkuang digolongkan sebagai tanaman polong-polongan. Foto: wikimedia commons

Tumbuhan bengkuang membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing. Kulit umbi bengkuang tipis berwarna kuning pucat. Daging umbinya berwarna putih dan memiliki tekstur renyah berair. Kandungan air pada umbi bengkuang cukup tinggi, yaitu sekitar 86 hingga 90 persen.  Umbi yang berkualitas baik memiliki berat mencapai 3 kg dengan rata-rata diameter 10-30 cm. 

Umbi bengkuang mengandung mengandung gula, pati, fosfor dan kalsium. Selain itu terdapat pula vitamin C dan senyawa fenol yang berfungsi sebagai sumber antioksidan bagi tubuh (Assaori, 2010). Berbagai manfaat bengkuang sebagai tanaman obat antara lain dapat mengatasi penyakit diabetes mellitus, demam, eksim, sariawan dan wasir. Rasa manis dari bengkuang berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin. Zat ini tidak bisa dicerna oleh sistem pencernaan tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.

Bengkuang dapat digunakan sebagai masker untuk menyegarkan wajah dan mencerahkan warna kulit. Hal ini dikarenakan umbi bengkuang mengandung agen pemutih yang dapat memutihkan dan menghilangkan tanda hitam dan pigmentasi di kulit. Selain sebagai tanaman yang bermanfaat untuk kecantikan, bengkuang dapat disantap sebagai rujak, manisan atau pelengkap dalam makanan tekwan.  Untuk resep sederhana dan menyehatkan menggunakan bengkuang dapat dibaca pada artikel Greeners (4/11/2004).

Bengkuang sekarang ini banyak ditanaman di wilayah dataran rendah. Umumnya bengkuang dibudidayakan di tanah pekarangan dan tegalan. Varietas yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah bengkuang gajah dan bengkuang badur, yang membedakan kedua jenis ini adalah dari waktu panennya. Kelemahan dari umbi bengkuang adalah umbinya tidak tahan terhadap suhu rendah sehingga mudah mengalami kerusakan.

umbi bengkuang

Penulis: Sarah R. Megumi

Top