Bracket Fungus, Jamur Saprobik Bersifat Anti-Inflamasi

Reading time: 2 menit
Jamur T. pubescens biasa tumbuh di atas kayu keras yang sudah mati dan bersifat saprobik. Foto: Inaturalist

Jamur Trametes pubescens dikenal juga dengan nama Bracket Fungus atau White-rot fungus. Berasal dari famili Polyporaceae sehingga berkerabat dengan Bjerkandera fumosa, Coriolus versicolor, Cryptoporus volvatus, Grifola frondosa, Inonotus obliquus, dan lainnya.

Beberapa literatur telah mengonfirmasi kandungan polisakarida dalam anggota famili Polyporaceae memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan kekebalan tubuh.

Jamur T. pubescens ahli mikologi Denmark Heinrich Christian Friedrich Schumacher (1757 – 1830) deskripsikan pertama kali pada tahun 1803. Nama pertamanya yakni Boletus pubescens, kemudian berubah menjadi T. pubescens pada tahun 1939 oleh ahli mikologi Ceko, Albert Pilát (1903 – 1974).

Jamur ini memiliki banyak nama sinonim, di antaranya Boletus velutinus Pers., Boletus pubescens Schumach., Polyporus pubescens (Schumach.) Fr., Polyporus velutinus (Pers.) Fr, Polystictus velutinus (Pers.) Cooke, Coriolus pubescens (Schumach.) Quél., Polystictus pubescens (Schumach.) Gillot & Lucand, Leptoporus pubescens (Schumach.) Pat., dan Tyromyces pubescens (Schumach.) Imazeki.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Jamur T. pubescens berbentuk setengah lingkaran, braket tidak beraturan, atau berbentuk ginjal. Lebarnya mencapai 8 cm dengan panjang 5 cm dan ketebalannya kurang dari 1 cm. Tubuh jamur ini diselimuti lapisan seperti beludru dengan pori-pori kecil dan tipis di permukaannya yang berwarna krem.

Terkadang saat jamur semakin dewasa, lapisan beludru tersebut akan menghilang. Zona pewarnaan pada tubuh jamur ini tidak terlihat jelas antar batas-batasnya. Meskipun sebagian jamur genus Trametes lainnya memiliki batas-batas warna yang jelas seperti jamur ekor kalkun (T. versicolor).

Seiring bertambahnya usia jamur, permukaan berpori-porinya akan berubah warna menjadi kekuningan, serta terdapat 3 sampai 5 pori-pori bersudut per mm. Terkadang terlihat menyatu secara lateral dengan jamur T. pubescens lainnya. Tepian jamur ini juga terkadang berbintik-bintik dan bergelombang.

Ketika dibelah, daging jamur T. pubescens terlihat berwarna putih, tidak padat, dan bertekstur keras. Tidak memiliki rasa dan bau yang khas, serta memililki cetakan spora berwarna putih. Sporanya halus dan berukuran 5-7 x 1,5-2 µ berbentuk silindris.

Habitat dan Distribusi

Jamur T. pubescens biasa tumbuh di atas kayu keras yang sudah mati dan bersifat saprobik. Oleh karena itu, jamur ini merupakan pengurai bagi kayu keras yang sudah mati. Tumbuh sepanjang tahun secara berkelompok (koloni). Di samping itu, jamur ini telah terdistribusi secara luas di Amerika Utara dan daratan Eropa bagian tengah.

Kandungan dan Manfaat

Menurut sebuah sumber, jamur ini telah digunakan sebagai resep obat tambahan dalam pengobatan kanker usus besar di Jepang. Meskipun sebagai bahan obat herbal, jamur ini tidak direkomendasikan untuk masyarakat masak atau konsumsi secara langsung.

Jamur T. pubescens juga menjadi salah satu dari sekian banyak jenis jamur sebagai agen biologi dalam mendegradasi tebu dan mendegradasi senyawa lignin. Jamur ini juga dapat menyerap logam berat di lingkungan seperti cadmium (Cd).

Selain itu, suatu penelitian menunjukkan ekstrak tubuh jamur T. pubescens mengandung antioksidan yang berhubungan dengan aktivitas antidiabetes, antidemensia, dan anti-inflamasi.

Taksonomi Bracket Fungus

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top