Daun Afrika, Bukan Sekadar Tanaman Tropis

Reading time: 2 menit
tanaman daun afrika
Di negara asalnya di Afrika, tanaman daun afrika (Vernonia amygdalina) sudah sejak lama dikenal sebagai tanaman obat. Foto: African Bitter Leaf via Facebook

Vernonia amygdalina atau African bitter leaf atau dalam penamaan bahasa Indonesia disebut ‘daun afrika’ merupakan salah satu jenis tanaman tropis dari famili Asteraceae. Daun afrika memiliki daun berwarna hijau gelap dengan bau yang khas dan rasanya pahit. Daun afrika biasanya dikonsumsi sebagai sayuran setelah dihilangkan rasa pahitnya melalui perendaman atau perebusan untuk menghilangkan komponen astringent yang terkandung di dalamnya.

Sesuai dengan namanya, tanaman ini tumbuh di daerah di Afrika termasuk Zimbabwe dan Nigeria yang beriklim tropis dan dapat tumbuh secara liar. Di Nigeria, Ghana dan Kamerun tanaman ini ditanam di kebun dan di sekitar perumahan sebagai tanaman obat maupun tanaman pagar.

Tanaman yang disebut ewuro dalam bahasa Nigeria ini tumbuh secara alami di sepanjang sungai, danau, pinggiran hutan serta pegunungan hingga 2.800 meter diatas permukaan laut. Tanaman daun afrika juga tumbuh di wilayah yang memiliki curah hujan tahunan 750-2000 mm. Daun afrika dapat tumbuh di tempat dengan sinar matahari yang cukup dan memiliki lingkungan yang lembab. Tanaman ini tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi lebih subur lagi bila ditanam pada tanah yang kaya humus (Ofori dkk, 2013).

Tanaman daun afrika dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 7-10 meter. Tanaman semak ini mempunyai batang tegak, berkayu dan berwarna cokelat. Memiliki daun majemuk berbentuk elips, dengan panjang daun 15-25 cm dan lebar 5-8 cm, pertulangan menyirip, tepi bergerigi. Beberapa penelitian menemukan bahwa tanaman daun afrika memiliki bunga yang tumbuh pada lingkungan tertentu, berwarna putih, harum dan sering menarik kedatangan lebah.

tanaman daun afrika

Bunga dari tanaman daun afrika. Foto: wikimedia commons

Penggunaan tanaman daun afrika sebagai tanaman obat dimulai ketika farmasi kebun binatang memberikan batang tanaman ini pada simpanse yang sakit. Berawal dari laporan tersebut, maka mulai banyak peneliti yang melakukan penelitian ilmiah tentang manfaat ekstrak medis dari tanaman ini. Tanaman daun afrika memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antijamur, antivirus, antiinflamasi, analgesik, antioksidan, antimalaria, antidiabetes, dan antikanker.

Adapun nutrisi dan senyawa kimianya, antara lain protein 19,2%, serat 19,2%, karbohidrat, 68,4%, lemak 4,7%, asam askorbat 166,5% mg/100gr, karotenoid 30 mg/100gr, kalsium 0,97gr/100gr, fosfor, kalium, sulfur, natrium, mangan, tembaga, zink, magnesium dan selenium. Sedangkan senyawa kimianya antara lain saponin (vernoniosida dan steroid saponin), seskuiterpen (vernolida, vernodalol, vernoolepin, vernodalin dan vernomygdin), flavonoid, koumarin, asam fenolat, lignin, xanton, terpen, peptide dan luteolin.

Kegunaan yang paling utama dari daun afrika adalah untuk pengobatan diabetes, hipertensi, penyakit sendi (gout), dan kanker (Ijeh, 2010). Dalam mengobati diabetes misalnya dapat dilakukan dengan meminum rebusan daun afrika (sebaiknya tidak menambahkan bahan tambahan lain).

Ekstrak akar tanaman daun afrika juga dapat digunakan untuk mengobati malaria dan penyakit saluran pencernaan. Ditambah lagi dapat digunakan sebagai stik pembersih gigi (chewing stick) untuk menjaga kesehatan mulut dan berkontribusi terhadap penyembuhan gusi (gingiva), menyingkirkan mikroorganisme kariogenik, menghambat pembentukan plak, dan berefek mengurangi karies pada gigi.

tanaman daun afrika

Penulis: Sarah R. Megumi

Top