Holorusia Mikado, “Nyamuk” Raksasa Seukuran Telapak Tangan

Reading time: 2 menit
Meski tampak seperti nyamuk raksasa, fauna ini adalah golongan lalat. Foto: Shutterstock

Dari ciri fisiknya, spesies Holorusia mikado sejatinya lebih mirip nyamuk dibandingkan lalat. Namun hewan ini nyatanya tergabung ke dalam famili Tipulidae, sehingga berkerabat dekat dengan spesies lalat crane atau lalat bangau.

Ukuran tubuh Holorusia mikado memang sangat besar. Saking bongsornya hewan ini sering awam anggap sebagai nyamuk raksasa, meskipun tidak dapat menggigit atau menyengat.

Selain itu, spesies nyamuk sendiri umumnya berasal dari keluarga Culicidae. Mereka dikenal memiliki badan atau buntut yang dapat menggembung, sedangkan spesies lalat crane tidak.

Holorusia mikado dapat dikatakan sebagai spesies lalat crane terbesar. Mereka bisa berbiak hingga 8 cm, bahkan ada pula yang rentang sayapnya sepuluh kali lipat dari nyamuk biasa.

Morfologi dan Ciri-Ciri Holorusia Mikado

Penemu lalat crane terbesar merupakan Entomolog asal China, Zhao Li. Zhao menemukan hewan tersebut di Gunung Qincheng, China, dengan ukuran 115 mm atau sekitar 11,5 cm.

Penemuan itu tentu menggegerkan publik. Meskipun ukurannya lebih besar dari lalat crane kebanyakan, tapi tampilan satwa tersebut terlihat sama saja dengan jenis Tipulidae lainnya.

Kelompok Tipulidae umumnya memiliki tubuh yang langsing dengan kaki-kaki kurus. Kaki-kakinya tersebut tampak sangat panjang dan berwarna hitam, mirip seperti jarum suntik.

Kendati demikian, ahli menduga bahwa kaki-kaki Holorusia mikado sangatlah rapuh. Bagian itu cukup mudah terkelupas dan lepas dari tubuhnya, apalagi jika tersentuh oleh manusia.

Selain ciri-ciri di atas, lalat crane juga bisa kita kenali dari corak berbentuk ‘V’ di sepanjang sisi atas dada. Mereka juga memiliki tali pengikat yang mencolok tepat di belakang sayap.

Habitat dan Distribusi Holorusia Mikado

Holorusia mikado adalah spesies semi-akuatik yang tinggal di lingkungan lembap. Mereka dapat kita temukan di sepanjang tepian sungai, air terjun, hingga parit-parit di sisi jalan.

Hewan ini memenuhi kebutuhan makannya saat masih larva. Mereka menyerap nutrisi dari dedaunan yang telah membusuk, sehingga habitatnya tidak jauh dari tempat pembuangan.

Selain itu, spesies Tipulidae juga tergolong penyendiri. Meski secara genus menyebar luas, Holorusia mikado hanya bisa kita temukan di Jepang; Pulau Honshu, Kyushu dan Shikoku.

Belum dapat dipastikan, apakah lalat crane ini dapat kita jumpai di wilayah dataran rendah. Sebab mereka biasanya berada di dataran tinggi, seperti pegunungan, bukit, atau lembah.

Uniknya, lalat crane dewasa hanya mampu bertahan hidup selama 7 hari. Mereka dikenal punya kemampuan autotomi; melepas kaki-kakinya untuk menghindari serangan predator.

Kebiasaan dan Pola Hidup Holorusia Mikado

Holorusia mikado mengalami metamorfosis sempurna mulai dari telur, larva, pupa, hingga dewasa. Karena berumur pendek, masa hidupnya dipakai untuk kawin atau bereproduksi.

Lalat ini menjadi kepompong di bawah air, kemudian muncul ke permukaan untuk melepas kulitnya. Saat matahari terbit, spesies dewasa siap terbang dan mulai mencari pasangan.

Melansir berbagai sumber, spesies lalat crane biasanya aktif pada sore hari sampai malam. Betina akan segera mati, sesaat setelah bereproduksi atau menelurkan sekitar 70-90 telur.

Sebagai informasi, setidaknya ada 1.400 spesies Tipulidae yang menyebar ke seluruh dunia. Sedangkan 750 spesiesnya diketahui berada di daerah Nearctic; Amerika Serikat dan Kanda.

Tidak diketahui secara pasti, berapa jumlah populasi Holorusia mikado di alam liar. Kendati bersifat endemis, namun ahli mensinyalir bahwa populasi hewan tersebut sangat banyak.

Taksonomi Spesies Lalat Crane Terbesar

Penulis : Yuhan al Khairi

Top