Tawon Parasit Si Pengendali Hama Ulat Tanduk Tembakau

Reading time: 2 menit
Tawon parasit menyuntikkan racun dan virus ke inangnya untuk berkembang. Foto: Inaturalist

Tawon parasit (Cotesia congregata) adalah salah satu dari sekitar 400 spesies dalam genus Cotesia. Diperkirakan genus Cotesia terdiri dari 1.500 hingga 2.000 spesies di seluruh dunia. Keragaman spesies tawon parasit mewakili 20 % dari spesies serangga yang telah diketahui sebelumnya.

Beberapa spesies tawon parasit biasanya menargetkan ulat sebagai inangnya. Mereka menggunakan tubuh serangga lain untuk menaruh telur-telurnya.

Selain itu, kelompok serangga parasit dari genus ini disebut juga parasitoid pembawa polydnavirus (PDV).

Morfologi Tawon Parasit

Termasuk dalam ordo Hymenoptera dari famili Braconidae, Cotesia congregata memiliki tubuh berukuran kecil. Ukuran tubuh jantan dan betina hanya 2-3 mm. Memiliki dua antena di kepala yang panjangnya hampir sama dengan panjang tubuhnya.

Sayapnya terlihat tembus pandang dengan tepinya berbintik hitam. Cotesia betina memiliki tabung sepanjang 0,5 mm sebagai tempat peletakan telur di dalam tubuhnya (ovipositor).

Siklus Hidup dan Perilaku

Dalam siklus hidupnya, tawon parasit ini akan menaruh telur-telurnya pada tubuh inang. Sering kali menjadi parasit bagi ulat tanduk tembakau (Manduca sexta). C. congregata betina sangat tertarik pada bau tanaman yang rusak akibat ulat tanduk tembakau. Dengan cara itulah mereka dapat menemukan ulat pada tanaman.

Telur spesies ini berbentuk seperti biji beras dan berwarna putih. Panjangnya berkisar antara 0,12-0,16 mm dengan diameter sekitar 0,04 mm. Saat hinggap pada inangnya, si betina bisa mengeluarkan lebih dari 300 telur.

Di samping itu, saat yang bersamaan tawon parasit akan menyuntikan virus dan racunnya untuk melumpuhkan sang inang. Virus yang masuk ke dalam tubuh ulat akan mencegah adanya reaksi kekebalan terhadap telur tersebut. Selain itu, racun dan virus yang disuntikkan tersebut dapat menahan perkembangan tubuh sang inang.

Telur tawon parasit akan terus berkembang menjadi larva dan menetas hingga menjadi tawon parasit muda. Larva yang berkembang dalam tubuh ulat (inang) akan memakan cairan tubuh inangnya untuk tambahan nutrisi selama proses pertumbuhannya.

Proses tersebut biasanya memakan waktu sekitar 2 minggu. Pada fase tertentu, kepompong tawon parasit akan terjatuh ke tanah dan bertahan hingga menetas di atas tanah.

Fakta unik lainnya, mereka tidak hanya sekadar meletakan telurnya di atas tubuh inang, tetapi mereka menanam telur-telurnya dalam tubuh inangnya. Hal ini membuat ulat (inang) sangat sengsara. Mereka tetap hidup namun hampir tidak dapat bergerak lagi (lumpuh) ketika telur-telur semakin membesar dan berkembang.

Habitat dan Distribusi

C. congregata dapat kita temukan di kawasan perkebunan, hutan, atau dimanapun inangnya dapat ditemukan. Tawon ini tersebar luas di seluruh Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Hindia Barat.

Tak hanya itu, spesies ini juga merupakan musuh alami dari ulat tanduk tembakau (Manduca sexta), spesies hama perusak yang memakan banyak tanaman dalam keluarga Solanaceae (tembakau, lada, tomat, dll).

Taksonomi Spesies Cotesia congregata

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top